TRIBUNNEWS.COM - Berikut gejala dan penyebab prediabetes lengkap dengan langkah pencegahannya.
Prediabetes merupakan kondisi kesehatan yang serius di mana kadar gula darah lebih tinggi dari biasanya, tetapi belum cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes tipe 2.
Mengutip dari CDC, dari mereka yang menderita prediabetes, lebih dari 80 % tidak tahu bahwa mereka mengidapnya.
Sementara itu, Prediabetes dapat menyebabkan meningkatnya risiko terkena diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan stroke.
Lalu apa saja gejala Prediabetes?
Baca juga: Hati-hati, Gejala Prediabetes Ini Tak Boleh Disepelekan
Baca juga: Antisipasi Diabetes, Usia 30 hingga 40 Tahun Disarankan Mulai Biasakan Cek Gula Darah
Gejala Prediabetes
Mengutip dari mayoclinic.org, Prediabetes biasanya tidak memiliki tanda atau gejala apapun.
Salah satu kemungkinan tanda pradiabetes adalah kulit yang menggelap di bagian tubuh tertenu mulai dari leher hingga ketiak.
Penyebab Prediabetes
Masih dari CDC, berikut penyebab Prediabetes:
Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas Anda yang bertindak seperti kunci untuk membiarkan gula darah masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi.
Apabila Anda memiliki pradiabetes, sel-sel di tubuh Anda tidak merespons insulin secara normal.
Pankreas Anda membuat lebih banyak insulin untuk mencoba membuat sel merespons.
Akhirnya pankreas Anda tidak bisa mengikuti, dan gula darah menjadi naik.
Faktor Resiko Prediabetes:
- Kelebihan berat badan
Kelebihan berat badan merupakan faktor risiko utama untuk pradiabetes.
Semakin banyak jaringan lemak yang Anda miliki , terutama di dalam dan di antara otot dan kulit di sekitar perut, semakin resisten sel-sel Anda terhadap insulin.
- Usia
Meskipun diabetes dapat berkembang pada usia berapa pun, risiko pradiabetes meningkat setelah usia 45 tahun.
- Sejarah keluarga
Resiko pradiabetes Anda meningkat jika memiliki orang tua atau saudara kandung dengan diabetes tipe 2.
- Pernah menderita diabetes gestasional (diabetes selama kehamilan)
- Memiliki sindrom ovarium polikistik
Wanita dengan kondisi ini, ditandai dengan periode menstruasi yang tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebih, dan obesitas — memiliki risiko pradiabetes yang lebih tinggi.
- Merokok
Merokok dapat meningkatkan resistensi insulin dan dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 pada orang dengan pradiabetes.
Faktor Lainnya:
- Tekanan darah tinggi
- Rendahnya kadar kolesterol high-density lipoprotein (HDL), kolesterol "baik"
- Tingkat trigliserida yang tinggi — sejenis lemak dalam darah Anda
Cara Mengetahuinya
Berikut cara mengetahui Prediabetes yang dikutip dari rsuddrloekmonohadi.kuduskab.go.id:
Prediabetes tidak bisa dideteksi secara langsung.
Oleh karena itu, Prediabetes hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh dokter.
1. Tes gula darah puasa (GDP)
Sebelum menjalani ttes darah, pasien harus berpuasa selama 8-12 jam.
Kadar gula darah puasa pada pasien dinilai normal jika masih di bawah 100 mg/dL, dan prediabetes jika kadarnya antara 100 hingga 125 mg/dL.
Sementara pasien dalam kondisi Diabetes Mellilitus (DM) tipe 2 jika kadar GDP di atas 126 mg/dL.
2. Tes toleransi glukosa oral (TTGO) 2 jam PP
Setelah pemeriksaan tes gula darah puasa, pasien diminta untuk meminum cairan gula.
Kemudian dua jam setelahnya, pengambilan sel darah diambil lagi.
Kadar dikatakan normal jika hasil kurang dari 140 mg/dL, dan kondisi prediabetes jika berkisar antara 140 hingga 199 mg/dL.
Apabila hasil tes menunjukkan kadar gula 200 mg/dL atau lebih sudah menandakan pasien menderita DM tipe 2.
3. Tes Hemoglobin A1c (HbA1c)
Tes darah ini dilakukan untuk mengetahui kadar rata-rata gula darah dalam 3 bulan terakhir.
Cara kerjanya dengan mengukur persentase gula darah yang melekat pada sel darah merah.
Semakin tinggi kadar gula darah, maka semakin tinggi pula gula darah yang melekat di sel darah merah.
Kondisi pasien dikatakan normal jika kadar HbA1c berada di bawah 5,7 % dan Prediabetes dengan hasil kadar HbA1c pada kisaran 5,7 – 6,4 % .
Sementara DM jika kadar HbA1c 6,5 % ke atas.
Langkah Pencegahan
- Makan makanan sehat
- Lebih aktif dengan berolahraga
- Menurunkan berat badan berlebih
- Mengontrol tekanan darah dan kolesterol Anda
- Tidak merokok
(Tribunnews.com/Farrah Putri)