TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini penjelasan mengenai buta warna, dilengkapi dengan gejala hingga faktor penyebabnya.
Buta warna terjadi ketika terdapat masalah dengan pigmen penginderaan warna di mata yang menyebabkan kesulitan atau ketidakmampuan untuk membedakan warna.
Dikutip dari healthline.com, sebagian besar orang yang buta warna tidak dapat membedakan antara merah dan hijau.
Kondisi buta warna berkisar dari yang ringan hingga berat.
Baca juga: Apa Itu Buta Warna Parsial? Simak Gejala dan Penyebabnya
Baca juga: Polisi Sebut Syarat Lolos Tes Buta Warna Bersifat Mutlak dalam Penerimaan Pendidikan Bintara Polri
Jika Anda benar-benar buta warna atau kondisi yang dikenal sebagai achromatopsia, Anda hanya dapat melihat dalam warna abu-abu, hitam, dan putih.
Namun, kondisi ini sangat jarang terjadi .
Kebanyakan orang dengan buta warna melihat warna berikut dalam bagan warna daripada warna merah, hijau, dan biru kehijauan yang dilihat orang lain:
- Kuning;
- Abu-abu;
- Krem;
- Biru.
Lantas, apakah buta warna bisa disembuhkan?
Dilansir laman resmi Ciputra Hospital, jika buta warna terjadi akibat suatu penyakit atau cedera, mengobati penyebab yang mendasarinya dapat membantu mengembalikan kemampuan pasien dalam mendeteksi warna.
Namun, sebenarnya tidak ada obat untuk masalah buta warna.
Dokter mata akan merekomendasikan Anda untuk menggunakan kacamata dan lensa kontak khusus.
Kedua benda tersebut bermanfaat dalam membantu Anda membedakan jenis warna.
Sementara itu, menurut Mayo Clinic, kebanyakan buta warna bawaan lahir tidak bisa disembuhkan dan menetap seumur hidup.
Sedangkan buta warna yang muncul karena efek samping minum obat tertentu atau gangguan mata tertentu terkadang bisa diatasi.
Baca juga: Jenis-Jenis Buta Warna dan 5 Macam Tes untuk Mengetahuinya
Baca juga: Cara Mencegah Buta Warna Lengkap dengan Penyebab dan Cara Mengatasinya
Gejala Buta Warna
Masih dilansir healthline.com, gejala buta warna yang paling umum adalah terjadinya perubahan dalam penglihatan Anda.
Misalnya, Anda mungkin sulit untuk membedakan antara merah dan hijau dari lampu lalu lintas.
Warna mungkin tampak kurang cerah dari sebelumnya.
Nuansa warna yang berbeda, namun semuanya terlihat sama.
Buta warna sering terjadi pada usia muda, ketika anak-anak belajar mengenal warna.
Pada beberapa orang, masalahnya tidak terdeteksi karena mereka telah belajar mengasosiasikan warna tertentu dengan objek tertentu.
Misalnya, mereka tahu bahwa rumput itu hijau, jadi mereka menyebut warna yang mereka lihat hijau.
Jika gejalanya sangat ringan, seseorang mungkin tidak akan menyadari bahwa mereka telah melewatkan warna tertentu.
Faktor Penyebab Buta Warna
Berikut faktor penyebab buta warna yang dikutip dari www.mayoclinic.org:
1. Gangguan yang Diturunkan/Faktor Genetik
Kekurangan penglihatan warna yang diturunkan jauh lebih sering terjadi pada pria daripada wanita.
Defisiensi warna yang paling umum adalah merah-hijau, dengan defisiensi biru-kuning jauh lebih jarang.
Jarang yang tidak memiliki penglihatan warna sama sekali.
Gangguan penglihatan warna yang diturunkan dapat berupa tingkat ringan, sedang atau berat.
Gangguan tersebut biasanya mempengaruhi kedua mata, dan tingkat keparahannya tidak berubah sepanjang hidup.
2. Memiliki Riwayat Penyakit Lain
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan kekurangan penglihatan warna di antaranya:
- Anemia sel sabit;
- Diabetes;
- Degenerasi Makula;
- Penyakit Alzheimer;
- Multiple Sclerosis;
- Glaukoma;
- Penyakit Parkinson;
- Alkoholisme kronis;
- Leukemia.
3. Konsumsi obat-obatan tertentu
Beberapa obat dapat mengubah penglihatan warna, seperti beberapa obat yang mengobati penyakit autoimun tertentu, masalah jantung, tekanan darah tinggi, disfungsi ereksi, infeksi, gangguan saraf, dan masalah psikologis.
4. Penuaan/usia
Kemampuan Anda untuk melihat warna menurun secara perlahan seiring bertambahnya usia.
5. Bahan kimia
Paparan beberapa bahan kimia di tempat kerja, seperti karbon disulfida dan pupuk, dapat menyebabkan hilangnya penglihatan warna.
(Tribunnews.com/Latifah)