News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ahli Penyakit Menular Sebut Risiko Penularan Monkeypox Rendah

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) itu menunjukkan lesi kulit yang khas dari infeksi cacar monyet (Monkeypox).

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, ATLANTA - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) telah meningkatkan peringatan perjalanan mereka terhadap virus cacar monyet (Monkeypox), setelah lebih banyak kasus dikonfirmasi terjadi di seluruh dunia.

Lembaga itu saat ini menyebut Monkeypox sebagai masalah Level 2, ini mengindikasikan bahwa orang Amerika harus berhati-hati saat bepergian, namun tidak perlu membatalkan rencana mereka.

Dikutip dari laman newsnationnow, Selasa (7/6/2022), Spesialis Penyakit Menular, Dr Monica Gandhi pada Senin kemarin mengatakan risiko penularan penyakit ini bagi mayoritas orang tetap tergolong rendah.

Hal itu karena para peneliti meyakini bahwa diperlukan kontak intim yang berkepanjangan untuk dapat menyebarkan penyakit itu.

Baca juga: AS Punya Lebih 36.000 Dosis Vaksin Jynneos Monkeypox yang Segera Tersedia di Stok Nasional

"Itu mungkin dari kontak kulit ke kulit yang dekat, dan juga kontak pernafasan yang sangat dekat yang terjadi selama aktivitas seksual. Ini jelas tidak menyebar di udara, dan dibutuhkan banyak kontak untuk bisa tertular, itulah sebabnya kami tidak berpikir Monkeypox adalah risiko besar bagi populasi umum," kata Dr Gandhi.

Perlu diketahui, penyakit ini kini menyebar ke seluruh Eropa, dengan 77 kasus baru dikonfirmasi di Inggris pada Senin kemarin, sedangkan AS telah melaporkan 31 kasus.

CDC AS juga merekomendasikan warga AS untuk tetap memakai masker untuk melindungi diri sendiri, meskipun Dr Gandhi skeptis bahwa masker diperlukan untuk mencegah penularan.

Gejala Monkeypox termasuk diantaranya demam, pembengkakan kelenjar getah bening dan ruam yang khas.

AS pun memiliki vaksin untuk virus ini, namun tidak didistribusikan secara luas karena awalnya diproduksi hanya untuk memerangi cacar yang telah diberantas selama beberapa dekade.

Dr Gandhi mengatakan hanya mereka yang melakukan kontak erat dengan kasus yang dikonfirmasi yang mendapatkan suntikan.

Sedangkan populasi lainnya akan dalam kondisi baik-baik saja tanpa itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini