News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dampak Kesehatan Ini Terjadi Jika Aktivitas Fisik Kurang dari 150 Menit per Minggu

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi olahraga. Dampak Kesehatan Ini Terjadi Jika Aktivitas Fisik Kurang dari 150 Menit per Minggu

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Penyakit kardiovaskular seperti jantung koroner atau jantung iskemik adalah salah satu penyebab kematian terbanyak di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Perlu ada upaya untuk meningkatkan kesehatan di masyarakat.

Menurunkan insidensi dan beban penyakit kardiovaskular bisa dimulai dari langkah yang sederhana.

Baca juga: Kemenkes Tingkatkan Deteksi Dini Penyakit Kardioserebrovaskular Mulai dari Sekolah

Dewan Penasihat Nutrisi Herbalife Nutrition Dr. Rimbawan mengatakan, mengatur pola hidup seperti berolahraga dan makanan yang sehat, akan memberikan manfaat yang baik untuk tubuh.

"Orang yang tidak aktif hampir dua kali lebih mungkin terkena penyakit jantung daripada mereka yang lebih aktif. Fakta tersebut menunjukkan betapa pentingnya olahraga untuk mencegah penyakit kardiovaskular," kata dia dalam kegiatan Nutrision Talk virtual, Kamis (9/6/2022).

Kegiatan Nutrision Talk virtual, Kamis (9/6/2022) mengungkap dampak pada kesehatan jika Aktivitas Fisik Kurang dari 150 Menit per Minggu (tangkap layar)

Aktivitas fisik dikategorikan cukup apabila seseorang melakukan aktivitas fisik selama 30 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam seminggu atau sekitar 150 menit per minggu.

Dari data yang ada, seseorang dengan aktivitas fisik aktif selama 7 jam dalam 1 minggu mempunyai risiko 40 persen lebih rendah mengalami kematian dini dibandingkan mereka yang melakukan aktivitas fisik kurang dari 30 menit seminggu.

Baca juga: Alami Serangan Jantung, Pemuda Meninggal saat Berduaan dengan Pacar, Ditemukan Alat Kontrasepsi

"Sama juga ketika seseorang melakukan sedikitnya 2,5 jam senam aerobik dengan kategori sedang secara intensif setiap minggu, maka akan menurunkan risiko terserang PTM (penyakit tidak menular," ungkap dia.

Selain beraktivitas fisik yang cukup, gizi yang seimbang dalam setiap menu makanan yang konsumsi perlu diterapkan agar memiliki jantung yang sehat

Kegiatan Nutrision Talk virtual, Kamis (9/6/2022) mengungkap dampak pada kesehatan jika Aktivitas Fisik Kurang dari 150 Menit per Minggu (Tangkap layar)

Memperbanyak konsumsi buah dan sayur disertai penurunan konsumsi daging, konsumsi protein bermutu tinggi, tetap penuhi kebutuhan cairan dengan konsumsi cairan setara 8 gelas air, selain itu perlu meperhatikan asupan beberapa vitamin dan mineral yang berperan dalam imunitas tubuh khususnya vit A, vit C, vit D, vit B6, vit B12, folat, Se, Zn , Cu dan Fe.

“Jadi selain mengatur pola makan dengan nutrisi yang seimbang, lakukanlah hobi yang bermanfaat bagi jantung dan kesehatan. Bisa dengan berjalan, berlari, bersepeda, menari, berenang, dan apa pun yang membuat detak jantung Anda meningkat. Semua itu dapat berdampak positif pada kesehatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan sekarang dan di masa mendatang,” pesan Rimbawan.

Ilustrasi makan sayuran (KitsKitchen)

Senior Director & Country General Manager Herbalife Nutrition Indonesia, Andam Dewi menambhakan, sebagai upaya mengurangi angka penyakit tidak menular seperti jantung, hipertensi dan diabetes pihaknya berkontribusi pada kampanye gaya hidup sehat di Indonesia.

“Kami meyakini bahwa hidup sehat itu dibangun dari keseimbangan nutrisi dan olahraga teratur. Kami juga melakukan berbagai kampanye edukasi gaya hidup sehat yang selaras dengan misi perusahaan. Melalui sesi Nutrition Talk bersama ahli nutrisi kami yang rutin kami selenggarakan ini kami ingin mendorong masyarakat Indonesia untuk perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat dalam jangka waktu yang panjang,” kata Andam.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia mengidap penyakit jantung dan pembuluh darah. Sementara berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka penderita penyakit jantung dan pembuluh darah semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Setidaknya, 15 dari 1000 orang, atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia menderita penyakit jantung.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini