Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Vitamin tentu sangat bermanfaat karena efektif menjaga kesehatan tubuh manusia.
Vitamin yang umumnya dapat diperoleh dari mengonsumsi sayur dan buah.
Namun sering kali vitamin dan mineral yang didapatkan dari makanan tidak cukup.
Baca juga: Anda Cemas Berlebihan? Awas Ini Satu Dari Sederet Gejala Kekurangan Vitamin D Tak Disadari
Sehingga perlu mendapatkan tambahan baik vitamin oral dalam bentuk suplemen maupun melalui injeksi atau suntik vitamin.
Lantas mana yang lebih efekfif?
Medical Senior Manager Kalbe, dr. Esther Kristiningrum mengatakan, jika mengonsumsinya dalam porsi yang cukup dan pengolahan yang tepat, maka sebenarnya sudah cukup memenuhi kebutuhan vitamin.
Namun jika sayuran dicuci atau dimasak terlalu lama, vitaminnya bisa hilang.
Karena itu, perlu mendapatkan asupan tambahan dari vitamin, bisa dari suplemen oral atau suntikan.
Baca juga: Peneliti Sebut 3 Suplemen Vitamin Ini berkaitan dengan Peningkatan Risiko Kanker Paru-paru
Ia pun menjelaskan, terdapat dua jenis vitamin, yakni yang larut lemak dan vitamin larut air.
Vitamin larut lemak berupa vitamin A, D, E, dan K. Sedangkan, yang larut air ialah vitamin B dan C.
“Vitamin larut air tidak disimpan di dalam tubuh, melainkan akan dibuang melalui ginjal. Jadi harus dikonsumsi setiap hari,” jelasnya dalam kegiatan talkshow beberapa waktu lalu.
Baca juga: Risiko yang Terjadi Pada Tubuh Jika Terus Menerus Komsumsi Suplemen
Di sisi lain, suntik vitamin tidak menimbulkan efek samping apabila dilakukan dengan dosis yang sesuai dengan anjuran dokter.
Hal tersebut sama ketika mengonsumsi suplemen oral maupun ramuan herbal. Sebab, kebutuhan vitamin setiap orang berbeda-beda.
“Apa pun yang oral atau injeksi, jika dosisnya berlebihan itu tidak baik. Maka harus sesuai dengan kebutuhan dan anjuran yang direkomendasikan.
Disertai dengan minum air mineral yang cukup, supaya vitamin-vitamin yang larut air itu bisa dikeluarkan melalui ginjal dengan lancar,” kata dr. Esther.
Apalagi untuk pasien penyakit ginjal, gangguan jantung, atau sedang hamil, sangat perlu melakukan konsultasi dokter terlebih dahulu.
Sedangkan terkait kebutuhan harian orang normal, pria membutuhkan 96 mg vitamin C, dan wanita 75 mg. Namun untuk kondisi di tengah pandemi yang membutuhkan imun booster, maka memerlukan dosis yang lebih tinggi.
“Jika diperlukan efek vitamin yang cepat seperti booster, sedang sakit, atau sudah terbukti mengalami kekurangan vitamin (defisiensi vitamin), ada kontraindikasi pada tubuh, atau memiliki gangguan penyerapan makanan, maka vitamin bisa diberikan secara injeksi,” paparnya.
Perlu diingat bahwa menyuntikan sendiri vitamin berbahaya, hanya tenaga kesehatan bersertifikasi yang diizinkan.