Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mohammad Alivio
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat umumnya menganggap penyebab penyakit demam Tifoid atau tipes ialah akibat beban kerja berlebih, dengan durasi istirahat minim.
Padahal, itu keliru. Menurut dr. Patricia Vina, penyebab utama orang terkenan tipes adalah mengkonsumsi makanan yang kurang bersih.
"Karena sebenarnya yang membuat kita kena tipes atau tifoid, adalah mengonsumsi makanan yang kurang bersih sehingga menyebabkan saluran pencernaan atau usus kita terinfeksi atau terkena bakteri salmonella typhi, penyebab Demam Difoid," kata dr. Vina di acara Santap Aman, kawasan Cipete, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Baca juga: Demam Tifoid atau Tifus: Penyebab, Gejala, dan Pencegahan dengan Vaksinasi Rutin
"Bakteri ini juga bisa menempel di tangan, atau peralatan makanan seperti sendok, piring dan lain lain. Tangan dan peralatan makanan yang kurang bersih, bisa menjadi Penyebab penularan Tipes," imbuh Vina.
Meski begitu, dr. Vina mengakui jika daya tahan tubuh yang turun akibat beban kerja yang berlebih serta istirahat yang kurang, turut andil dalam penularan penyakit yang disebabkan oleh bakteri salmonella typhi ini.
"Kelelahan akibat bekerja dan kurang istirahat, membuat daya tahan tubuh kita menurun. Sehingga saat kita mengonsumsi makanan yang kurang bersih atau tangan kita tidak hygiene, menyebabkan kita terjangkit penyakit tifoid atau tipes," tuturnya.
Sementara itu, chef sekaligus kuliner konten kreator, William Gozali (Willgoz), mengakui membatasi masyarakat untuk tak jajan sembarangan saat ini cukup sulit.
Baca juga: Sakit Tipes Dapat Menular, Bagaimana Prosesnya? Simak Penjelasan Dokter
Mengingat kini berbagai makanan yang lezat atau nampak enak, begitu banyak berseliweran, khususnya pada media sosial (medsos), sehingga menggoda mata dan lidah untuk mencicipinya.
"Kondisi ini yang kemudian membuat orang-orang kerap abai terhadap kebersihan atau higienitas sebuah makanan, dan akibatnya berisiko terjangkit tipes," ujarnya.
Agar terhindar dari tifoid, Wilgoz menyarankan masyarakat benar-benar memastikan steril-tidaknya makanan yang hendak dikonsumsi.
"Memang ini nggak mudah, apalagi kalau berhadapan dengan makanan yang disajikan orang lain, di restoran misalnya. Karena kita nggak bisa cek dapur tempat pembuatan makanan tersebut, kecuali yang dibuat oleh kaki lima mungkin," kata dia.
"Jadi solusi terbaik dari saya sih nggak jajan sembarangan. Kalau tetap mau jajan, dipilah-pilah yang paling higienis," sambung Wilgoz.
Lebih lanjut, untuk membentengi tubuh agar terhindar dari makanan yang kurang higenis yaitu dengan vaksinasi.
Vaksin bisa diberikan kepada anak sejak dini, dan dilaksanakan secara berkala. Secara medis, upaya ini dinilai ampuh menghadang penularan
penyakit demam tifoid.
"Vaksinasi bisa dilakukan mulai usia dua tahun ke atas. Untuk perlindungan maksimal, seseorang direkomendasikan menjalankan vaksinasi tifoid setiap tiga tahun sekali," pungkas dr. Vina.
Untuk mengetahui lebih detail, @kenapaharusvaksin merupakan akun Instagram resmi dari Sanofi Indonesia yang berisikan edukasi mengenai kesehatan serta vaksinasi baik untuk anak maupun dewasa.