Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Tidak hanya Covid-19, pasien dengue dengan penyakit komorbid terutama bayi harus dirawat di rumah sakit, meski tak menunjukan tanda bahaya.
Ketua UKK Infeksi & Penyakit Tropis IDAI, Dr. Dr. Anggraini Alam, Sp.A(K), mengatakan, pasien yang bisa memenuhi kebutuhan cairan dengan baik, buang air kecil tiap 4-6 jam dan tak punya komorbid serta tidak menunjukkan tanda bahaya dapat melakukan perawatan di rumah.
Baca juga: Dengue Shock Syndrome Dapat Sebabkan Kematian, Simak Fakta dan Cara Pencegahannya
"Pasien dengue dengan komorbid dan yang masih bayi harus hati-hati, mirip-mirip sama Covid-19 karena kelompok tersebut saat terkena dengue bisa berat (kondisinya)," ujarnya dalam kegiatan Perlindungan Keluarga dari Bahaya Demam Berdarah Dengue yang digelar PT Takeda Indonesia, Rabu (20/7/2022).
Adapun tanda-tanda bahaya yang biasa terjadi di hari ke 3 sampai 7 adalah muntah-muntah, nyeri perut hebat, perdarahan hidung atau tempat lain, tangan teraba lembab/anyep, gelisah, kejang, atau sulit dibangunkan.
Apabila ditemukan tanda bahaya, segeralah membawa anak ke rumah sakit atau puskesmas dengan tempat perawatan karena kondisi dapat berlanjut menjadi berat (severe dengue).
Saat Merawat Pasien Dengue di Rumah
Ada beberapa obat yang harus dihindari saat merawat pasien dengue di rumah.
Ia mengatakan, harus dihindari memberikan obat berisi asam asetilsalisilat (aspirin), asam mefenamat (ponstan), ibuprofen, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) atau steroid.
"Kalau sudah terlanjur (konsumsi), konsultasikan kepada dokter,"
Selain itu, antibiotik juga tidak diperlukan untuk pasien dengue yang dirawat di rumah.
"Saat demam, berilah banyak minum, istirahat, dan segera ke layanan kesehatan untuk memastikan apakah ia terinfeksi oleh virus dengue. Apabila anak anda dengue, upayakan setiap hari dapat berkonsultasi ke dokter," terang dia.
Baca juga: Jangan Abaikan DBD Nyaris 50 Ribu Kasus, 7 Tips Rumah Bebas Nyamuk demi Cegah Demam Berdarah Dengue
Lalu, pasien yang dirawat di rumah setidaknya minum air lebih dari lima gelas untuk remaja. Bukan hanya air putih saja tapi disarankan juga melengkapinya dengan cairan lain seperti susu, jus buah dan cairan elektrolit isotonik alias oralit, juga termasuk air beras atau yang dikenal air tajin.
Asupan air putih saja bisa menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. Karena itu, pasien harus mendapat asupan cairan lain.
“Terbaik adalah air yang punya rasa karena ada elektrolit, jangan air tawar saja. Sesering berikan jadi pasien bisa pipis per 4 jam sekali,” ujar Anggraini.
Pasien demam dengue di rumah juga dapat diberi parasetamol oral dengan dosis maksimum 4g/hari, dikompres dengan air hangat.
"Waspadalah apabila anak memasuki fase penurunan demam yaitu di hari ke-3 sampai 7 sakit. Pada fase ini, anak mungkin menunjukkan tanda bahaya seperti muntah-muntah, nyeri perut hebat, perdarahan hidung atau tempat lain, tangan teraba lembab/anyep, gelisah, kejang, atau sulit dibangunkan," ungkap dia.