TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini gejala Empty Sella Syndrome.
Empty Sella Syndrome adalah kelainan langka yang ditandai dengan pembesaran atau malformasi struktur di tengkorak manusia, yang dikenal sebagai sella tursika.
Gejala empty sella syndrome bervariasi.
Empty sella syndrome dapat disebabkan oleh cedera atau trauma di kepala, infeksi, pembedahan, tumor hipotisis, radiasi, dan kejadian lainnya.
Wanita lebih cenderung memiliki ESS daripada pria.
Penyakit ini juga lebih umum di antara orang-orang yang mengalami obesitas atau memiliki tekanan darah tinggi, dikutip dari WebMD.
Baca juga: Apa Itu Empty Sella Syndrome? Gejalanya Mulai dari Sakit Kepala hingga Sering Merasa Kelelahan
Gejala Empty Sella Syndrome
Empty Sella Syndrome memiliki gejala yang bervariasi, karena berkaitan dengan penyebab seseorang terkena penyakit langka ini.
Adapun penyebabnya secara pasti belum diketahui.
Berikut ini beberapa gejala umum:
- Sakit kepala
- Tekanan darah tinggi
- Kelelahan
- Impotensi (pada pria)
- Gairah seks rendah
- Tidak ada periode menstruasi atau tidak teratur (pada wanita)
- Infertilitas
- Keluarnya cairan dari puting tidak teratur (galaktorea).
Dalam kasus yang jarang terjadi, beberapa orang dengan sindrom sella kosong memiliki gejala berikut:
- Peningkatan tekanan di dalam tengkorak mereka (tekanan intrakranial jinak).
- Kebocoran cairan serebrospinal dari hidung (cerebrospinal rhinorrhea).
- Pembengkakan diskus optikus akibat peningkatan tekanan kranial (papiledema).
- Perubahan penglihatan, seperti hilangnya kejernihan penglihatan.
Baca juga: Mengenal Lesi Otak, Penyebab, Gejala Umum Cedera Otak, dan Jenis-jenis Lesi Otak
Jenis-jenis Empty Sella Syndrome
Ada dua jenis Empty Sella Syndrome, yaitu Primary empty sella dan secondary empty sella, dikutip dari Pituitary.
1. Primary Empty Sella Syndrome
Primary empty sella syndrome dapat terjadi pada orang yang memiliki kelemahan pada membran yang biasanya menutupi kelenjar pituitari.
Lemahnya membran ini dapat mengakibatkan cairan serebrospinal bocor ke dalam sella tursika dan memberi tekanan pada kelenjar.
Hal ini dapat menyebabkan pendataran kelenjar pituitari atau perluasan sella tursika, memberikan tampilan sella yang kosong.
2. Secondary Empty Sella Syndrome
Pada Secondary Empty Sella Syndrome, fossa hipofisis menjadi kosong.
Hal ini disebabkan oleh kelenjar pituitari yang telah diangkat melalui pembedahan atau rusak melalui pengobatan radiasi atau apoplexy hipofisis.
Dalam beberapa kasus, ada tumor hipofisis yang menyusut tanpa pengobatan.
Baca juga: Lesi Otak: Pengertian, Penyebab, Gejala dan Pengobatan
Bagaimana Empty Sella Syndrome didiagnosis?
Dikutip dari Hopkins Medicine, penyakit langka ini terkadang tidak menunjukkan gejala.
Hal ini terbukti karena kebanyakan orang yang memiliki sella kosong tidak memiliki gejala dan tidak pernah mengalami gejala selanjutnya.
Empty Sella Syndrome dapat dideteksi dengan cara berikut:
1. Tes CT-scan
Tes ini menggunakan sinar-X dan komputer untuk membuat gambar tubuh penderita.
Ini membantu menemukan masalah.
2. Tes MRI
Tes ini menciptakan tampilan 2-D dari organ atau struktur internal, terutama otak atau sumsum tulang belakang.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Empty Sella Syndrome