News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penyakit Cacar Monyet

Monkeypox Bisa Menular dari Hewan, Ini Tips Menghindarinya dari Dokter Hewan

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Monkeypox atau cacar monyet

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Prof. Dr. drh. Wayan Tunas Artama mengatakan, sebagai upaya perlindungan diri dari Monkeypox atau cacar monyet ada beberapa hal yang perlu dilakukan.

Pertama, menghindari kontak langsung dengan orang bergejala, menerapkan hubungan seksual yang aman.

"Juga menjaga kebersihan tangan menggunakan air dan sabun atau hand sanitizer, menggunakan masker, serta mempraktikkan etika batuk dan bersin yang benar," kata dia. 

Sedangkan upaya pencegahan di rumah dapat dilakukan dengan melakukan good hygiene practices, mencuci kain dengan detergen, memisahkan alat makan orang terinfeksi, mencuci alat makan menggunakan air panas atau air hangat dan sabun dengan memakai sarung tangan, membersihkan permukaan terkontaminasi dengan desinfektan.

Ia mengatakan, penyakit Cacar Monyet atau Monkeypox termasuk penyakit zoonotik.

Penularannya bisa dari hewan ke manusia dan terjadi di saat menangkap, memproses, dan  mengonsumsi daging satwa liar. 

Bisa juga melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi dari hewan terinfeksi seperti mamalia kecil, termasuk rodensia (tikus, tupai) dan primata non-manusia (monyet, kera).

Menurutnya, penularan secara kontak langsung ini dapat juga terjadi antarhewan. Penularan cacar monyet dari manusia ke manusia utamanya melalui droplet pernafasan yang secara umum memerlukan kontak erat yang cukup lama.

Baca juga: Pakar Sebut Penyebaran Monkeypox Tidak Secepat Covid-19, Cara Penularannya Lewat Sentuhan Fisik

Penularan bisa juga melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau materi lesi cacar, kontak tidak langsung dengan benda, kain, dan permukaan yang terkontaminasi. Penularan secara vertikal dapat terjadi dan dapat berujung pada komplikasi, cacar bawaan, atau lahir mati.

“Masa inkubasi Cacar Monyet umumnya berkisar 6 sampai 13 hari. Pasien dinyatakan infeksius dari saat ruam mulai muncul hingga deskuamasi atau pergantian kulit. Proses ini membutuhkan waktu hingga beberapa minggu," katanya.

Gejala

Gejala penyakit pada manusia sangat mirip dengan penyakit cacar, yaitu demam (>38,5°C), kelemahan, menggigil dengan atau tanpa keringat, nyeri tenggorokan dan batuk, pegal-pegal, pembengkakan kelenjar limfa, dan sakit kepala. 

Gejala-gejala tersebut akan diikuti dengan kemunculan ruam makular-papular berbatas jelas, vesikular, pustular, hingga lesi berkeropeng.

Lesi bertahan sekitar 1 sampai 3 hari pada setiap tahap dan berprogres secara bersamaan. Area kemunculan lesi adalah wajah (98 persen), telapak kaki dan tangan (95 persen), membrane mukosa mulut (70 persen), genital (28 persen), dan konjungtiva (20 persen).

“Secara umum lesi lebih jelas pada anggota gerak dan wajah dibandingkan pada badan. Manifestasi pada area genital dapat menjadi dilema diagnosis pada populasi berpenyakit menular seksual (PMS)," ungkapnya.

Wayan mengungkapkan pemberian vaksinasi atau penggunaan vaksin cacar (orthopoxvirus lain seperti virus vaccinia) setidaknya memberikan perlindungan parsial terhadap infeksi virus Monkeypox. Pada tahun 2019, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyetujui vaksin JYNNEOSTM untuk mencegah penyakit Cacar Monyet dengan efektivitas mencapai 85 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini