Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sebuah petisi muncul sebagai imbauan flash warning sebelum pemutaran film Pengabdi Setan 2: Communion.
Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah adanya pengidap penyakit epilepsi yang sensitif akan cahaya kelap-kelip atau photosensitive viewers.
“Flashing lights berpotensi menimbulkan seizures (kejang-kejang) atau epilepsi bagi para penonton yang sensitif akan cahaya kelap-kelip (photosensitive viewers),” tulis Cinefoxx ID dalam petisi tersebut.
Baca juga: Jangan Memasukan Benda Apapun ke Mulut, Ini Pertolongan Pertama pada Pasien Epilepsi yang Kambuh
“Saya sebagai orang yang tidak sensitif akan flashing lights merasa pusing pada saat menonton film ini (terutama klimaksnya yang menampilkan flashing lights dalam jumlah yang banyak),” tulisnya lagi.
Dikutip dari laman Epilepsy Society, epilepsi fotosensitif merupakan kondisi kejang yang dipicu oleh lampu yang berkedip atau pola terang dan gelap yang kontras.
Epilepsi fotosensitif jarang terjadi tetapi dapat didiagnosis saat menjalani tes Elektroensefalogram (EEG).
Efek berkedip dapat membuat orang dengan atau tanpa epilepsi merasa disorientasi, tidak nyaman.
Namun, hal itu tidak berarti mereka memiliki epilepsi fotosensitif.
Seberapa banyakkah penderita epilepsi jenis ini? Ada sekitar 1 dari 100 orang menderita epilepsi.
Baca juga: Hindari Efek Kejang pada Penonton, Joko Anwar Tambahkan Flash Warning di Film Pengabdi Setan 2
Dari orang-orang ini, sekitar 3 persen memiliki epilepsi fotosensitif.
Epilepsi fotosensitif lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja (hingga 5 persen) dan lebih jarang didiagnosis setelah usia 20 tahun.
Berapa kecepatan kilatan cahaya yang dapat memicu kejang?
Antara 3-30 hertz (berkedip per detik) adalah tingkat umum untuk memicu kejang tetapi berbeda variasi dari orang ke orang.
Sementara beberapa orang sensitif pada frekuensi hingga 60 hertz, sensitivitas di bawah 3 hertz jarang terjadi.
Pola cahaya seperti apa yang bisa memicu kejang?
Beberapa orang sensitif terhadap pola geometris dengan kontras terang dan gelap seperti garis atau batang.
Bisakah epilepsi fotosensitif diobati? Epilepsi fotosensitif biasanya merespon dengan baik obat anti-epilepsi (AED) yang mengobati kejang umum (kejang yang mempengaruhi kedua sisi otak sekaligus).