News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kesehatan

Perbedaan HIV dan AIDS, Ini Cara Penularannya

Penulis: Enggar Kusuma Wardani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Simak perbedaan virus HIV dan AIDS yang dapat menyerang sistem kekebalan tubuh. Inilah gejala, faktor penularan, dan cara pencegahannya.

TRIBUNNEWS.COM - Simak perbedaan virus HIV dan AIDS serta faktor penularannya.

HIV adalah virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh yang ditularkan melalui darah, air mani, cairan alat kelamin, dan asi.

Virus HIV masuk ke dalam sel DNA, dan akan menetap seumur hidup di dalam tubuh.

Dikutip dari Healthline, tidak ada obat yang dapat menghilangkan HIV dari tubuh, meskipun banyak ilmuwan sedang bekerja untuk menemukannya.

Namun, dengan perawatan medis seperti pengobatan terapi Antiretroviral, memungkinkan untuk mengontrol penyebaran virus HIV.

Sedangkan AIDS adalah penyakit yang dapat berkembang pada orang yang terjangkit HIV.

Baca juga: Beberapa Pria yang Terkena Monkeypox Juga Menderita HIV

Jika tidak diobati, HIV dapat berkembang menjadi AIDS dalam satu dekade.

Apabila AIDS benar-benar berkembang, berarti sistem kekebalan tubuh terganggu, yaitu melemah ke titik di mana ia tidak dapat lagi merespons sebagian besar penyakit dan infeksi.

Orang yang menderita AIDS disebut sebagai penderita HIV stadium 3.

Pada kondisi stadium 3, HIV menyebabkan kerusakan serius pada sistem kekebalan tubuh.

Kondisi ini berbeda-beda pada setiap penderita AIDS karena tingkat infeksi dan gejala yang bervariasi, tergantung kondisi tubuh.

AIDS juga dikenal secara kolektif sebagai infeksi oportunistik, seperti tuberkulosis, pneumonia, dan lain-lain.

Baca juga: Varian Baru HIV yang “Sangat Mematikan” Ditemukan di Belanda

Penularan HIV, dikutip dari Tribunnews.com:

Virus HIV ditularkan melalui orang ke orang dengan cara:

- Hubungan seksual tanpa kondom dengan penderita HIV;

- Dengan berbagi jarum suntik, dan barang-barang lainnya untuk penggunaan narkoba suntikan;

- Berbagi peralatan tato tanpa mensterilkannya di antara penggunaan;

- Selama kehamilan, persalinan, atau persalinan dari orang hamil ke bayinya selama menyusui;

- Melalui “premastication”, atau mengunyah makanan bayi sebelum memberikannya kepada mereka;

- Melalui paparan darah, air mani, cairan kelamin dan dubur, serta ASI dari seseorang yang hidup dengan HIV.

Baca juga: Obat Suntik Pertama Pencegah HIV Kini Kantongi Persetujuan FDA Amerika Serikat

HIV TIDAK menular melalui:

- Kontak kulit ke kulit;

- Berpelukan, dan berjabat tangan;

- Udara atau air;

- Berbagi makanan atau minuman;

- Air liur, air mata, atau keringat (kecuali bercampur dengan darah pengidap HIV)

- Berbagi toilet, handuk, atau tempat tidur;

- Nyamuk atau serangga lainnya

Baca juga: Empat Perbedaan Antara Orang Dewasa dengan Anak Saat Terinfeksi HIV

Pengobatan HIV

Masih dari lamam Tribunnews.com, hingga kini bel ada obat untuk menghilangkan atau memyembuhkan infeksi HIV.

Namun penyakit ini dapat dikontrol dengan menggunakan terapi obat Antiretroviral, yang bekerja dengan menghentikan replikasi virus.

Terapi obat Antiretroviral terbukti dapat menurunkan tingkat virus ke tingkat yang rendah dalam tubuh sehingga sistem kekebalan akan berfungsi secara normal.

Penderita HIV dapat sehat jika disiplin mematuhi pengobatan yang dianjurkan.

Selain sehat, penderita HIV kemungkinan untuk menularkan HIV ke orang lain menjadi lebih kecil ketika pengobatan berhasil.

Baca juga: Kenali Gejala Saat Anak-Anak Terinfeksi HIV-AIDS 

Cara Mencegah Penularan HIV Secara Seksual

Faktor utama secara global, HIV ditularkan melalui hubungan seks tanpa kondom, baik melalui dubur dan qubul.

Kombinasi pencegahan yang efektif digunakan, sebagai berikut:

- Menggunakan kondom secara konsisten dan benar.

- Untuk orang HIV-negatif harus menggunakan profilaksis HIV sebelum menggunakan rangkaian obat antiretroviral untuk mencegah penularan HIV.

- Untuk orang yang hidup dengan HIV, menggunakan terapi Antiretroviral untuk mengurangi viral load ke tingkat yang tidak terdeteksi.

- Menyadari status seseorang untuk mempromosikan perilaku seksual yang kurang berisiko.

(Tribunnews.com/Enggar Kusuma, Yunita Rahmayanti)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini