News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Viral Bayi 11 Bulan Alami Bronkitis karena Terpapar Asap Rokok, Ini Penjelasan Dokter Paru

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi bayi yang sedang tidur. Baru-baru ini ramai di media sosial unggahan video yang mengisahkan anak berusia 11 bulan tengah berjuang sembuh dari penyakit Bronkitis.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Baru-baru ini ramai di media sosial unggahan video yang mengisahkan anak berusia 11 bulan tengah berjuang sembuh dari penyakit Bronkitis.

Video tersebut diunggah di akunTiktok bernama @telormcd.

Diketahui jika penyakit ini muncul karena terpapar asap rokok dari sang ayah.

Baca juga: Penuturan Pasien Covid-19 di Alaska, Sempat Lakukan Perjalanan dan Gejala Bronkitis Ringan

Terkait hal ini, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Agus Dwi Susanto, SpP(K) pun memberikan tanggapan.

Ia menyebutkan jika asap rokok terdiri atas asap rokok primer yang langsung dihisap oleh perokok.

Lalu ada asap rokok sekunder yang dihirup oleh orang-orang di sekitar perokok.

Lalu terbaru ada asap rokok tersier, yaitu sisa-sisa dari asap rokok yg menempel di lingkungan bisa terhirup oleh orang lain.

"Kalau bicara asap rokok baik primer maupun skunder, dapat menimbulkan bahaya kesehatan baik anak maupun dewasa," ungkapnya pada Tribunnews, Selasa (13/9/2022).

Baca juga: Cara Ampuh Kurangi Risiko Akibat Asap Rokok untuk Perokok Aktif dan Pasif

Bahaya kesehatan yang ditimbulkan bisa pada dewasa maupun anak. Dan bersifat akut atau jangka pendek. Misalnya, terjadi iritasi di saluran napas.

Lalu munculnya gejala pernapasan seperti batuk-baruk berdahak dan sesak. Serta risiko peningkatan infeksi saluran napas akut.

Ilustrasi batuk pada anak (freepik)

Sedangkan untuk risiko terhirup asap rokok jangka panjang (kronis) adalah muncul penurunan fungsi paru-paru.

Risiko asma, PPOK, penyakit jantung koroner, stroke dan timbulnya kanker

"Pada anak-anak pun risiko jangka panjang dalat muncul seperti penurunan fungsi paru, asma, bahkan sampai risiko kanker," kata dr Agus menambahkan.

Baca juga: Cegah Radang Paru Pneumonia,  Mulai Tahun Ini Seluruh Anak Indonesia Dapat Vaksin PCV Gratis

Risiko di atas dapar terjadi baik paparan asap rokok primer (perokok) maupun yg asap rokok skunder ( perokok pasif).

Oleh karenanya, dr Agus mengingatkan tiga hal yang perlu dilakukan. Pertama, jangan merokok. Kedua, berhenti merokok, bagi mereka yang sudah merokok.

"Sayangi keluarga anda, jangan buat mereka sakit dengan asap rokok," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini