Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) dr. Mohammad Syahril mengatakan, pasien pertama konfirmasi positif monkeypox pada Agustus lalu telah sembuh dan sudah beraktifitas seperti biasanya.
Pasin tersebut telah selesai menjalani isolasi mandiri di rumah karena gejalanya ringan sejak dinyatakan positif pada 19 Agustus.
Baca juga: Cacar Monyet di Dunia Didominasi Varian Clade II, Cenderung Bergejala Ringan
"Lalu pada 4 September dinyatakan selesai isolasi dan sekarang sudah bisa melakukan aktivitas seperti biasanya,” ujar dr. Syahril dalam konferensi pers virtual, Jumat (17/8/2022).
Sementara 3 orang kontak erat, telah sudah dilakukan testing dan surveilans dan hasilnya negatif.
“Hasilnya semuanya sehat tidak ada konfirmasi positif atau bergejala monkeypox ” ucap dr. Syahril.
Dalam memaksimalkan pemeriksaan, Kemenkes menambah jumlah laboratorium menjadi 15. Sebelumnya hanya ada 2 laboratorium pemeriksaan monkeypox.
Baca juga: Kemenkes: Pasien Suspek di Tasikmalaya Negatif Cacar Monyet
Semua laboratorium tersebar di sejumlah daerah bukan hanya di Pulau Jawa tapi juga ada di Sumatera sampai ke Ambon.
Secara total laporan dugaan monkeypox di Indonesia sebanyak 66 kasus. Dari total tersebut hanya 1 kasus terkonfirmasi positif, 2 kasus suspek, dan 63 kasus discarded.
“Ada 18 orang dengan kasus discarded memiliki diagnosis klinis cacar air atau varicella,” ungka dr. Syahril.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr. Robert Sinto, SpPD mengatakan trend kasus monkeypox_di dunia menurun. Ia meminta kepada semua pihak tetap waspada.
Baca juga: AS Laporkan Kematian Pertama akibat Cacar Monyet di Los Angeles
“Sebetulnya hasil pemeriksaan _monkeypox_ sejauh ini negatif, dan sejauh ini trend di dunia juga beberapa waktu terakhir ini cenderung menurun, tapi kita tetap harus waspada. Indonesia sudah meningkatkan kapasitas untuk bisa memeriksakan kasus monkeypox,” ungkap dr. Sinto.
Ditambahkan direktur surveilans dan karantina kesehatan, Kementerian Kesehatan dr. Achmad Farchanny Tri Adryanto, MKM, Kemenkes tengah melakukan penguatan-penguatan untuk sosialisasi kepada kelompok berisiko.
“Kemenkes melakukan penguatan untuk tata laksana bagi SDM kesehatan di klinik, rumah sakit, sampai menjangkau ke daerah-daerah. Kemudian untuk juga pedoman terus diperbaharui dengan bantuan IDI dan pihak-pihak terkait,” ucap dr. Farhani.