TRIBUNNES.COM - Memiliki keturunan tentu menjadi impian pasangan, meski tak jarang ada yang mengalami kendala dalam masalah kesuburan.
Tak sedikit yang mengikuti program Fertilisasi in vitro (IVF) yakni merupakan program kehamilan dengan metode pembuahan sel telur oleh sperma di luar tubuh, yaitu di laboratorium.
Baca juga: Program Bayi Tabung Gagal, Cinta Penelope Izinkan sang Suami Menikah Lagi
Salah satu tujuan pasangan di Indonesia untuk mewujudkan impian mereka membina keluarga bahagia adalah ke Malaysia.
Karena di Malaysia angka keberhasilan IVF yang tinggi.
Tak heran jika Malaysia menjadi destinasi yang diburu oleh para pelancong perawatan kesehatan untuk mendapatkan perawatan fertilitas.
Dengan mengakomodasi pusat-pusat fertilitas kelas dunia seperti Alpha IVF & Women's Specialists (Alpha), Sunfert International Fertility Centre (Sunfert), TMC Fertility & Women’s Specialist Centre (TMC), dan Sunway Fertility Centre (Sunway) sebagai strateginya, Malaysia terus membangun reputasi berkat kemajuan perawatan fertilitas dan angka kehamilan yang luar biasa sukses.
Dengan angka keberhasilan 82,9 persen yang mencengangkan dalam perawatan fertilisasi in vitro (IVF), perawatan fertilitas Alpha telah naik ke level berikutnya dengan sistem pemantauan tumbuh kembang embrio EmbryoScope+.
Jika dibandingkan dengan asesmen morfologis embriologi standar, embryoscope, yang menggunakan kecerdasan buatan (AI), menunjukkan peningkatan akurasi 25 persen dalam memilih embrio yang sehat untuk ditanam ke rahim sehingga meningkatkan peluang keberhasilan kehamilan.
"Kami sangat bahagia bisa membantu satu pasangan tahun 2021 mendapatkan bayi yang sehat menggunakan algoritme perangkat lunak. Prestasi besar sebagai yang pertama di Asia Tenggara dalam mendapatkan bayi yang sehat menggunakan AI sangatlah berarti bagi kami," terang Adelle Lim, Chief Embriologist dalam siaran persnya.
Komitmen Sunfert untuk memanfaatkan inovasi terbaru dengan pendekatan berfokus pasien telah membuahkan angka keberhasilan hingga 68 persen bagi pasien berusia 40 hingga 44 tahun menggunakan siklus transfer embrio beku (FET) dan tes genetik praimplantasi (PGT).
Baca juga: Program Bayi Tabung di Indonesia Capai 13.000 Siklus
Dr Lim Lei Jun, Medical Director dan Fertility Specialist di Sunfert, yakin bahwa personalisasi perawatan untuk masing-masing pasien sangatlah penting sebab embrio itu berbeda untuk setiap pasangan.
Di sinilah pentingnya membangun interaksi yang baik antara dokter dan pasien.
"Intinya, IVF itu murni keahlian. Kami memandangnya sebagai perkawinan antara teknologi dan manusia. Keduanya harus saling mendukung agar diagnosis dan perawatan yang tepat bisa diberikan," tandasnya.
Selain itu, TMC sudah memanfaatkan teknologi medis untuk mencapai keberhasilan angka kehamilan klinis sebesar 83 persen untuk pasien berusia di atas 35 tahun menggunakan pemantauan tumbuh kembang dengan PGT-Aneuploidi (PGT-A).