TRIBUNNEWS.COM - Inilah bahaya gas air mata kedaluwarsa.
Profesor Venezuela, Monica Krauter melakukan penelitian tentang gas air mata kedaluwarsa yang dapat menjadi bahan kimia beracun jika digunakan.
Sebagian besar tabung gas air mata kedaluwarsa kira-kira lima tahun setelah tanggal pembuatannya, dikutip dari Portland Mercury.
Gas air mata adalah gas yang dapat menyebabkan iritasi pada mata, mulut, tenggorokan, paru-paru, dan kulit, seperti yang disebutkan oleh CDC.
Biasanya, gas air mata digunakan untuk membubarkan massa saat terjadi kerusuhan.
Gas air mata dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma.
Baca juga: Polri Klaim Gas Air Mata Kedalawarsa Tak Mematikan, Kenapa Wajah Jenazah Tragedi Kanjuruhan Biru ?
Gas Air Mata Kedaluwarsa Bisa jadi Racun
Gas air mata dapat memberikan efek melumpuhkan pada sistem pernapasan.
Gas ini juga dapat memicu serangan asma atau bronkitis akut dan berpotensi mematikan pada orang yang rentan, terutama di lingkungan subtropis yang panas dan lembab, dikutip dari Asia Nikkei.
Efek biologis itu dapat diintensifkan dalam kondisi penyebaran tertentu.
Selain itu, efek gas air mata juga dipengaruhi oleh karakteristik produk khusus produsen serta penggunaan setelah tanggal kedaluwarsa resmi agen.
Profesor Venezuela, Monica Krauter telah menemukan gas air mata yang kadaluwarsa dapat terurai menjadi bahan kimia yang lebih beracun.
Bahan kimia uraian gas air mata termasuk sianida oksida dan fosgen.
Kedua zat uraian tersebut berpotensi menyebabkan kerusakan jantung, otak, saraf, atau paru-paru tergantung pada paparannya.
Ketidakaturan Menstruasi
Dr. Rob Hendrickson, Direktur Medis di Oregon Poison Center juga menyampaikan hal yang senada, dikutip dari Portland Mercury.
Menurut penelitiannya, gas air mata yang kedaluwarsa dapat menyebabkan gas keluar terlalu cepat atau pada konsentrasi yang terlalu tinggi.
Kedua, komponen kimia gas air mata dapat berubah melewati tanggal kedaluwarsa.
Lebih lanjut, tabung gas air mata yang kedaluwarsa dapat menjadi sangat panas jika digunakan.
Tabung gas air mata yang kedaluwarsa tidak akan mengeluarkan asap seperti seharusnya.
Itu adalah konsekuensi dari tabung yang digunakan di luar umur simpannya, karena tabung menurunkan dan menyumbat mekanisme keluar.
Selain itu, efek paparan gas air mata terhadap wanita secara konsisten dapat mengakibatkan ketidakteraturan siklus menstruasi mereka.
Baca juga: Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan Dibawa ke Jakarta, TGIPF: Kalau Kedaluwarsa Itu Pelanggaran
Efek Kesehatan Jangka Pendek
Dalam beberapa detik setelah terpapar (20-60 detik), gas air mata mengiritasi area kontak.
Iritasi terutama terjadi pada mata, sistem pernapasan, dan kulit, dikutip dari laman resmi Kantor Pemerintahan Oregon.
Menurut CDC, beberapa gejala paparan gas air mata meliputi:
- Mata: robek berlebihan, terbakar, penglihatan kabur, kemerahan
- Hidung: hidung meler, terbakar, bengkak
- Mulut: terbakar, iritasi, kesulitan menelan, air liur
- Paru-paru: dada sesak, batuk, sensasi tersedak, mengi, sesak napas
- Kulit: luka bakar, ruam
- Lainnya: mual, muntah, panik, dan agitasi
Jika seseorang dapat meninggalkan area paparan dan membersihkan diri, sebagian besar gejala gas air mata biasanya hilang dalam waktu 30 menit.
Efek Kesehatan Jangka Panjang
Menurut CDC, kontak yang terlalu lama dengan bahan kimia gas air mata dapat menyebabkan masalah mata jangka panjang dan masalah pernapasan.
Jika gejala hilang segera setelah seseorang dikeluarkan dari paparan, efek kesehatan jangka panjang tidak mungkin terjadi.
Berikut ini beberapa efek jangka panjang:
- Kebutaan
- Glaukoma (kondisi mata serius yang dapat menyebabkan kebutaan)
- Kematian segera karena luka bakar kimia parah di tenggorokan dan paru-paru
- Kegagalan pernapasan yang mungkin mengakibatkan kematian.
Baca juga: Polri Akui Gunakan Gas Air Mata Kedaluwarsa di Kanjuruhan: Kemampuannya Justru Menurun
Hal yang dilakukan jika terkena gas air mata
Jika seseorang telah terkena gas air mata, ia harus segera mencari udara segar.
Ia juga harus menanggalkan pakaian, dengan cepat mencuci seluruh tubuh dengan sabun dan air, dan mendapatkan perawatan medis.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Gas Air Mata