Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan, sampai Oktober ini ada 131 kasus gangguan ginjal akut misterius pada anak di Indonesia.
Pakar Farmakologi dan Farmasi Klinik UGM, Prof. Apt. Zullies Ikawati, Ph.D. menuturkan, parasetamol atau nama lainnya asetaminofen adalah obat yang berefek menurunkan demam dan menghilangkan nyeri.
Baca juga: Dikaitkan Kematian 66 Anak, BPOM RI Pantau Produk Obat Batuk Sirup yang Terkontaminasi di Gambia
Obat ini termasuk aman untuk berbagai keadaan, termasuk untuk anak-anak dan ibu hamil atau menyusui, dan orang dengan gangguan lambung.
"Obat ini sepanjang dipakai dalam dosis terapinya," kata dia dalam keterangan yang diterima, Kamis (13/10/2022).
Ia menjelaskan, dosis terapi paracetamol untuk dewasa adalah 500 mg-2 gram, bisa digunakan 3-4 kali sehari @500 mg.
Jika masih nyeri atau demam dengan maksimal penggunaan 4 gram ( 8 x 500 mg).
Baca juga: Pemprov DKI Butuh Waktu 2 Pekan Teliti Kandungan Parasetamol di Laut Jakarta
Sementara, dosis untuk anak menyesuaikan usia dan berat badan.
Overdosis parasetamol dapat terjadi pada penggunaan akut maupun penggunaan berulang. Overdosis paracetamol akut dapat terjadi jika seseorang mengkonsumsi paracetamol dalam dosis besar dalam waktu 8 jam atau kurang.
"Kejadian toksik pada hati (hepatotoksisitas) akan terjadi pada penggunaan 7,5-10 gram dalam waktu 8 jam atau kurang. Kematian bisa terjadi (mencapai 3-4 persen kasus) jika paracetamol digunakan sampai 15 gram," ungkap Zullies.
Secara mekanisme, toksisitas parasetamol lebih banyak terjadi pada liver atau hati, bukan pada ginjal.
Lalu, mengapa sirup parasetamol dikaitkan dengan kematian 66 anak-anak di Gambia?
Zullies mengatakan, dalam membuat suatu formula obat, tidak hanya zat aktifnya saja yang terkandung, tetapi juga ada senyawa tambahan lain.
Baca juga: Temuan Kandungan Parasetamol Tinggi di Perairan Ancol dan Angke, Begini Respons Pemprov DKI
Parasetamol tidak larut dalam air dan sirup menggunakan pembawa air, sehingga memerlukan bahan tambahan lain seperti propilen glikol untuk menambah kelarutan.
Kadar senyawa tambahan pada satu produk dengan produk lain bisa bervariasi antar pabrikan.
Ia menduga, sirup paracetamol yang beredar di Gambia mengandung kadar senyawa tambahan lain yang cukup besar yang dapat berbahaya.
Informasi dari BPOM menyebutkan bahwa sirup parasetamol produk tersebut tidak beredar di Indonesia.
"Jadi dugaan saya, bukan parasetamolnya yang berbahaya, tapi mungkin ada bahan lain yang menyebabkan risiko kematian," jelas dia.
Adanya peningkatan kejadian anak-anak yang mengalami gangguan ginjal akut di Indonesia belakangan ini belum bisa dihubungkan dengan penggunaan obat, dan masih perlu diinvestigasi lebih lanjut.
Parasetamol di Indonesia Aman
Sejauh pemantauan, penggunaan parasetamol di Indonesia masih aman.
Jadi masyarakat tidak perlu khawatir dengan penggunaan parasetamol selama digunakan sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Apalagi umumnya pemakaian paracetamol hanya bila perlu saja dalam jangka relatif pendek.
"Jika ada gejala-gejala yang tidak diinginkan setelah menggunakan parasetamol, segera konsultasi ke dokter atau apoteker untuk mendapatkan tindaklanjut yang sesuai," pesan Zullies.