News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gangguan Ginjal

Kasus Gagal Ginjal pada Anak Juga Pernah Ditemukan di Bangladesh dan India

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K).

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kondisi gangguan ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) yang terjadi secara misterius pada kelompok anak ternyata bukan merupakan kasus baru di dunia.

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Piprim B Yanuarso, Sp.A(K)., mengatakan bahwa 2 negara di kawasan Asia Selatan seperti Bangladesh dan India pun pernah mengalami kasus yang melibatkan zat kimia berbahaya Etilen Glikol (EG) maupun Dietilen Glikol (DEG) sebagai penyebabnya.

"Berdasarkan sejarah, memang kejadian keracunan etilen glikol ini bukan sekali dua kali, ini berkali-kali terjadi (di dunia)," ujar dr. Piprim, dalam webinar bertajuk Update Terkini 'Kasus Gagal Ginjal pada Anak Meningkat, Obat Sirup Ditangguhkan', Minggu (23/10/2022) pagi.

Di Bangladesh, temuan kasus gagal ginjal bahkan mencapai 339 kasus dengan status Gagal Ginjal Fatal (Fatal Renal Failure) karena konsumsi obat sirup 'Paracetamol Elixirs' yang diduga mengandung DEG.

"Bangladesh itu bahkan mengenai 339 anak, Fatal Renal Failure pada Paracetamol Elixirs (mengandung Dietilen Glikol), ini di Bangladesh ya," jelas dr. Piprim.

Sedangkan di India, kadar Dietilen Glikol yang ada dalam tubuh pasien gagal ginjal mendorong penderitanya mengalami gangguan pada fungsi otak.

Baca juga: Ketua IDAI Beberkan Alasan Curigai Etilen Glikol Biang Kerok 141 Anak Terkena Gagal Ginjal Akut

"Kemudian ini juga bisa bikin gangguan di otak karena Dietilen Glikol, ini di India," kata dr. Piprim.

Baru-baru ini, kasus gagal ginjal akut pada balita akibat konsumsi obat batuk sirup juga terjadi di Gambia, Afrika. 

Kasus kematian anak di Gambia pun turut mendapatkan sorotan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca juga: 141 Total Kasus Gagal Ginjal Akut Tersebar di 22 Provinsi, Didominasi Usia 1 hingga 5 Tahun

Pada 5 Oktober lalu, WHO mengeluarkan peringatan medis tentang empat produk di bawah standar 'yang gagal memenuhi standar kualitas atau spesifikasinya'.

Empat varian sirup obat batuk yang beredar di Gambia itu meliputi Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup dan Magrip N Cold Syrup.

Obat-obatan ini diproduksi perusahaan farmasi Maiden Pharmaceuticals Limited yang berbasis di Haryana, India.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini