TRIBUNNEWS.COM - 10 vial obat penawar Fomepizole dari Singapura untuk pasien gagal ginjal akut akan datang hari ini, Kamis (27/10/2022).
10 vial itu merupakan bagian dari 30 vial yang dipesan pemerintah dari Singapura.
Sebelumnya, 20 vial sudah tiba di tanah air pada 10 dan 20 Oktober 2022 lalu.
Vial sendiri merupakan wadah dosis tunggal atau multi dosis suatu obat.
Adapun satu vial obat penawar Fomepizole hanya digunakan untuk satu pasien gagal ginjal akut.
"20 vial datang tanggal 10 dan 18 Oktober, di mana digunakan untuk pengobatan pasien yang ada di RSCM,"
Baca juga: Ciri-ciri Gagal Ginjal Akut pada Anak, Inilah Gejala hingga Cara Pencegahannya
"Dan 10 vial lagi akan datang pada hari ini," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Mohammad Syahril, Kamis (27/10/2022) dikutip dari Kompas.com.
10 vial obat penawar ini nantinya akan didistribusikan ke semua rumah sakit rujukan pemerintah yang merawat pasien gagal ginjal akut.
Dalam hal ini, kata Syahril, pemerintah mendapat donasi 200 vial antidotum dari Perusahaan Takeda, Jepang.
"Insya Allah dalam waktu dekat kita sudah dapat kesanggupan obat antidotum sebanyak 200 vial lagi yang akan didatangkan dari Jepang, donasi dari perusahaan Takeda," tuturnya.
Tak hanya dari Singapura, pemerintah juga mendatangakan 16 vial obat Fomepizole dari Australia.
16 vial yang datang dari Australia tersebut sudah didistribusikan di sejumlah rumah sakit rujukan yang menangani pasien gagal ginjal akut.
Pengiriman obat ini nanti akan terus dilakuakan secara bertahap.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan obat gangguan ginjal akut, Fomepizole yang didatangkan dari Singapura dan Australia ini digratiskan untuk pasien.
Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.
“Gratis untuk pasien,” kata Nadia, Senin (24/10/2022) sebagaimana dilansir Tribunnews.
Melonjak Agustus
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kasus kematian gagal ginjal akut pada anak mulai naik sejak Agustus 2022.
Sebelum Agustus jumlah kematian dari tahun ke tahun berada lada angka normal yakni di bawah 5 kasus.
"Tapi di Agustus itu naik ke 36, September naik lagi ke 78, Oktober sampai sekarang 141 dan itu sebagian besar menyerang di (anak) di bawah 5 tahun,” kata Menkes, dilansir Tribunnews, Selasa (25/10/2022).
Pihaknya mengatakan, sudah melakukan review patologi sejak Agustus.
Awalnya ia mengira kasus gagal ginjal akut pada anak disebabkan okeh bakteri atau virus.
"Jadi balik lagi kasus ini teridentifikasi di Agustus bukan di awal tahun," katanya.
Berdasarkan review Patolgi tersebut, kasus gagal ginjal yang disebabkan virus atau bakteri tersebut sangat kecil.
Bukti bahwa gagal ginjal disebabkan oleh Covid-19 pun tidak terbukti.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Taufik Ismail) (Kompas.com/Fika Nurul)