Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Sebanyak 246 vial Fomepizole sudah didatangkan di Indonesia.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Muhammad Syahril menyebut, sebagian besar atau 87 persennya adalah donasi gratis dari negara lain, seperti Australia dan Jepang.
Baca juga: Bukan Komersialisasi Obat, Ini Alasan Kemenkes Beli Fomepizole untuk Pasien Gangguan Ginjal Akut
“Kita cukup beruntung saat ini ada 246 vial fomepizol yang sudah ada di Indonesia dimana mayoritas donasi gratis” ujar dr. Syahril, Jumat (4/11/2022).
Saat ini, 146 vial fomepizole sudah didistribusikan kepada 17 rumah sakit di 11 provinsi Indonesia, sementara 100 vial menjadi buffer strok pusat.
Rumah Sakit yang sudah mendapatkan distribusi Fomepizole yaitu RSUD Zainoel Abidin Aceh; RSUP Prof Dr. I.G.N.G. Ngoerah, Bali; RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Baca juga: 200 Vial Obat Gangguan Ginjal Akut Fomepizole dari Jepang Tiba di Indonesia
Juga RSAB Harapan Kita, RSUP Fatmawati, dan RSCM Jakarta.
Kemudian ke RSUP Hasan Sadikin, RSUD Dr. Hafiz dan RSU Hermina Mekarsari, Jawa Barat; RSUD Bangli dan RSUD Dr. Saiful Anwar, Jawa Timur; RSUD Dr. Soedarso Pontianak, Kalimantan Barat; RSUD Kuala Pembuang, Kalimantan Tengah.
Distribusi fomepizole juga diarahkan ke RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Sulawesi Selatan; RSUP Dr. M Djamil, Sumatera Barat; RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, Sumatera Selatan; dan RSUP H. Adam Malik, Sumatera Utara.
Pemerintah terus berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian anak akibat Gangguan Ginjal Akut, melalui pemberian terapi obat Fomepizole Injeksi sebagai antidot (penawar) intoksikasi EG/DEG dalam darah.
Baca juga: Pemerintah Percepat Pengadaan Fomepizole untuk Tangani Kasus Gangguan Ginjal Akut Anak Indonesia
Terapi pengobatan ini diberikan secara gratis kepada pasien.
“Fomepizole menjadi bagian dari terapi pengobatan, dan diberikan secara gratis kepada pasien. Kami tidak lakukan komersialisasi obat” tegas dia.
Penggunaan fomepizole berdampak positif bagi pasien GGAPA, dimana 95 persen pasien anak di RSCM menunjukkan perkembangan yang terus membaik selama mendapatkan terapi.
Artinya efikasinya baik dalam memberikan kesembuhan dan mengurangi perburukan gejala.
“Saya ulangi, tidak ada komersialisasi obat, tujuannya semata mata untuk keselamatan anak indonesia” tegas dr. Syahril