News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konsumsi Jamu yang Tdak Diketahui Produksinya Bisa Picu Diabetes

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pemeriksaan diabetes

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Selama ini orang mengira jika penyakit gula atau diabetes disebabkan oleh konsumsi makanan yang mengandung gula. 

Padahal, diabetes juga bisa disebabkan karena mengonsumsi obat-obatan secara sembarangan. 

Hal ini diungkapkan oleh dokter spesialis gizi klinik RS Pondok Indah - Pondok Indah dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK. 

Pada dasarnya ada empat jenis diabetes.

Pertama diabetes tipe satu, penyakit diabetes yang terjadi ketika tubuh tidak bisa menghasilkan hormon insulin.

Baca juga: Profil Suti Karno, Pemeran Atun di Si Doel Anak Sekolahan yang Kakinya Diamputasi karena Diabetes

Kedua, diabetes tipe dua selain faktor genetik bisa dipicu juga karena pola gaya hidup yang tidak sehat.

Ketiga, diabetes melitus gestasional adalah penyakit diabetes yang terjadi pada masa kehamilan.

Keempat diabetes tipe lain. Diabetes tipe keempat ini, menurut dr Juwalita bisa disebabkan karena obat-obatan. 

"Misalnya obat-obatan sering dikonsumsi yang mengandung steroid," ungkapnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (27/12/2022). 

Mengonsumsi jamu yang tidak diketahui produksinya pun bisa memicu terjadinya diabetes. 

"Bukan jamu yang kita olah sendiri ya, kadang-kadang produk jamu yang tidak kita ketahui, yang tidak lisensi dari BPOM dan ada kandungan steroidnya," paparnya lagi. 

Dengan mengonsumsi obat-obatan tersebut dalam jangka waktu yang panjang bisa menyebabkan diabetes. 

"Atau misalnya sering sakit kepala, terus suka beli obat racikan di warung, yang kita tidak tahu kandungan obat ada steroid atau tidak, kalau bertahun-tahun dikonsumsi bisa menyebabkan diabetes," tegasnya. 

Ia pun menghimbau pada masyarakat untuk berhati-hati dalam mengonsumsi obat-obatan.

"Jadi kita harus bisa lebih hati-hati, lebih dipilah dalam pemilihan obat, diusahakan sesuai dengan ahlinya," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini