News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

35 Juta Penduduk Indonesia Derita Katarak, 80 Persen Sumbangkan Kebutaan

Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi operasi katarak

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Anita K Wardhani

TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG  - Indonesia merupakan negara ketiga tertinggi di dunia yang penduduknya terganggu penglihatannya.

Menurut International Agency for the Prevention of Blindness, pada 2020, sekitar 35 juta penduduk Indonesia terganggu penglihatannya dan 3,7 juta di antaranya buta.

Sekitar 80 persen kebutaan disebabkan oleh katarak. Penderita katarak juga banyak ditemukan di Kabupaten Tangerang.

Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang, ditemukan 11.104 orang penderita katarak pada 2018.

Dari jumlah itu, baru sejumlah 1.729 penderita yang dioperasi.

Melihat data ini, Primaya Hospital Pasar Kemis menggelar “Operasi Katarak Gratis”.

Ada sekitar 169 peserta berusia 23 hingga 88 tahun yang berdomisili di Banten.

Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Kanwil DJP Banten, Primaya Hospital Pasar Kemis, PERDAMI dan Himpunan Bersatu Teguh.

Baca juga: Atasi Masalah Kebutaan di Indonesia, Operasi Katarak Gratis untuk 200 Pasien Digelar di Cirebon

Menurut dr Ida Ayu Purwaningsih,  Direktur Primaya Hospital Pasar Kemis, dalam operasi katarak ini, pihaknya memberlakukan beberapa tahapan pemeriksaan atau skrining.

Skrining ini untuk memastikan peserta dalam kondisi yang layak atau tidak berisiko untuk menjalani tindakan operasi.

"Skrining yang dilakukan antara lain pemeriksaan olehdokter mata, apabila hasil diagnosa termasuk kategori katarak maka dilanjutkan dengan pemeriksaan tensi darah dan Gula Darah Sewaktu (GDS),” jelasnya.

Dari skrining dapat dilihat apakah kondisi kesehatan pasien mendukung untuk dilakukan tindakan operasi.

Apabila hasilnya baik maka lanjut untuk tindakan operasi, namun jika hasil kurang baik,peserta akan di observasi 30 menit dan diberikan obat-obatan.

Selanjutnya jika waktu observasi selesai dan hasilnya tidak ada perbaikan maka pasien di pulangkan.

Dan pasien yang hasilnya bagus dapat melanjutkan untuk dioperasi.

CEO Primaya Hospital, Leona A. Karnali menambahkan Primaya Hospital mendukung penuh program penanggulangan gangguan penglihatan yang dicanangkan oleh pemerintah.

"Kegiatan bakti sosial operasi katarak gratis ini merupakan bentuk komitmen kami terus berupaya untuk terus bertumbuh guna menjangkau masyarakat secara lebih luas. Selain melalui bakti sosial, kami juga terus mengembangkan layanan kesehatan kami untuk memberikan solusi kesehatan terpercaya bagi masyarakat Indonesia.”

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini