Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Istilah saraf kejepit tentu tidak asing bagi masyarakat Indonesia.
Istilah ini muncul ketika adanya gangguan yang sebagian dirasakan pada pinggang atau leher.
Lantas apa penyebab munculnya syaraf dan kejepit, dan bagaimana penanganannya?
Baca juga: Ganindra Bimo Alami Saraf Kejepit, Terparah di Bagian Leher, Menjalar ke Punggung, Seperti Terbakar
Terkait hal ini Dokter Spesialis Bedah Saraf Eka Hospital BSD & juga menjabat sebagai Kepala Departemen Bedah Saraf RSCM, Dr. dr. Setyo Widi Nugroho, Sp.BS (K) beri tanggapan.
Menurutnya saraf kejepit umumnya terjadi pada syaraf tulang belakang.
Di antaranya seperti leher, dada, perut, sampai pinggang.
Kenapa bisa terjadi saraf kejepit?
"Terjadi kalau bantalan di antara tulang tadi mengalami kerusakan dan tidak mampu menjaga keseimbang berat badan. Akibatnya rusak dan kadang-kadang menyebabkan (saraf) keluar," paparnya pada media briefing di Jakarta, Jumat (17/3/2023).
Baca juga: Tempat Tidur di Rutan Tak Seenak di Rumah, Nikita Mirzani Alami Saraf Kejepit
Lebih lanjut, dr Setyo pun menjelaskan penyebab dari kerusakan bantalan tersebut.
Pertama, kerusakan pada bantalan tukang sebenarnya alami terjadi, tapi setelah usia 70 tahun.
Bantalan tersebut akan mengecil dan rusak akibat tidak mampu menjaga beban tadi, sehingga saraf keluar dari rongganya.
"Rongga keluar tadi, di situlah syaraf terjepit," paparnya lagi.
Baca juga: Nyeri Pinggang hingga Saraf Kejepit, Perokok Rentan Mengalaminya, Ini Penjelasan Dokter
Kedua, ketika tubuh dipaksa untuk mengangkat berat.
Misalnya, tidak terbiasa angkat beban, tapi tiba-tiba diminta olahraga angkat berat.
Berat yang berlebihan membuat tulang belakang tidak kuat menahan beban.
Ketiga, bisa juga pada orang biasa yang tidak pernah melakukan lompatan.
Tiba-tiba pada suatu waktu melakukan lompatan yang berakibat tubuh tidak dapat menyangga beban.
Untuk pengobatan sendiri menurut dr Setyo sebagian besar tidak membutuhkan operasi.
Cukup dengan terapi yang baik dan rutin, saraf kejepit bisa pulih kembali.
"Syaraf kejepit tidak harus dioperasi, sebanyak 80 persen tidak perlu dioperasi. Tapi 20 persen lainnya, setelah dengan terapi dan rehabilitasi tidak bisa diatasi maka diakukan dengan operasi," tuturnya.