Skrining biasanya dilakukan untuk mendeteksi kanker atau kondisi prakanker pada seseorang tanpa gejala.
"Karena kanker kolorektal biasanya tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, penting untuk menjalani skrining yang direkomendasikan untuk mendeteksi kanker, baik memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini atau tidak," papar Dr Wong.
4. Waspadai darah dalam tinja
Kanker usus besar memiliki sedikit atau bahkan tidak bergejala, sehingga ketika anda menemukan gejalanya maka perlu melakukan tes darah.
Beberapa gejala itu adalah adanya darah dalam tinja, perubahan kebiasaan buang air besar termasuk sembelit atau diare, ketidaknyamanan pada perut seperti kram gas atau nyeri, perasaan tidak puas setelah buang air besar hingga adanya benjolan pada perut.
"Tes darah yang menunjukkan jumlah sel darah merah yang rendah juga dikenal sebagai anemia juga bisa menjadi tanda peringatan dini kanker kolorektal," tutur Dr Wong.
5. Kanker kolorektal yang terdeteksi awal dapat diobati
Seperti mayoritas penyakit kanker, kanker kolorektal adalah penyakit yang dapat diobati jika terdeteksi sejak dini sebelum memiliki kesempatan untuk menyebar.
Lebih dari 90 persen pasien dengan kanker kolorektal stadium awal, dapat bertahan hidup lima tahun setelah diagnosis.
Mirisnya, hanya sekitar sepertiga dari semua kasus kanker kolorektal yang terdiagnosis pada stadium awal.
Maka menjalani skrining rutin pun dinilai penting karena dapat membantu mendeteksi penyakit ini pada tahap awal, kemudian meningkatkan kemungkinan untuk mengobatinya.
Jenis pengobatan yang direkomendasikan akan tergantung pada beberapa faktor, termasuk stadium kanker serta kesehatan pasien secara keseluruhan.
Pembedahan adalah dasar dari terapi kuratif pada pasien dengan kanker kolorektal stadium awal untuk mengecilkan pertumbuhan, mengurangi penyebaran kanker dan meningkatkan hasil.
Baca juga: Ketum YKI Ingatkan Deteksi Dini untuk Cegah Kanker Usus Besar
Pengobatan tambahan dengan kemoterapi dan radioterapi terkadang diperlukan untuk meningkatkan kemungkinan penyembuhan.
"Meski sudah melakukan terapi dan penanganan awal, tetapi pasien harus terus melakukan terapi lanjutan untuk mencegah terjadinya kasus berulang sekaligus mempertahankan kualitas hidup selama mungkin," pungkas Dr Wong.