TRIBUNNEWS.COM - Mari kenali gejala Sifilis untuk mencegah penularannya.
Sifilis atau lebih dikenal dengan sebutan penyakit singa merupakan Infeksi Menular Seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum.
Penyakit Sifilis dapat menular melalui luka kecil, lecet, ruam pada kulit.
Atau dapat melalui selaput lendir, seperti jaringan dalam mulut atau kelamin.
Gejala Sifilis memiliki tahapan berdasarkan dari perkembangannya.
Adapun ciri-ciri penyakit sifilis ini cukup mudah, pasalnya penyakit ini sudah dapat terlihat beberapa minggu setelah bakteri Treponema pallidum masuk ke dalam tubuh.
Baca juga: 6 Fakta Penyakit Sifilis di Indonesia: Meningkat sampai 70 persen hingga Dampak Bagi Anak-anak
Gejala Sifilis
Berikut gejala penyakit Sifilis berdasarkan tahapannya, mengutip dari laman Kemenkes.
1. Sifilis Primer
Awal gejala munculnya Sifilis yakni antara 10-90 hari setelah penderita terpapar bakteri Treponema pallidum.
Bakteri tersebut masuk melalui luka kecil di kulit (chancre) yang tidak terasa sakit.
Luka ini timbul di lokasi masuknya bakteri ke dalam tubuh, biasanya di sekitar kelamin.
Meskipun luka sifilis juga dapat muncul di area mulut atau dubur.
Tidak hanya di bagian luar, luka akibat sipilis bisa muncul di bagian dalam vagina, dubur, atau mulut sehingga tidak terlihat.
Letak luka yang berada di dalam terkadang tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga penderita bisa tidak menyadari terkena sifilis.
Hingga luka ini dapat menghilang dalam 3-6 minggu.
Bila tidak diobati, kondisi ini justru menandakan infeksi telah berkembang dari primer menjadi sekunder.
Perkembangan gejala sifilis pada tahap ini, muncul benjolan yang menandakan pembengkakan kelenjar getah bening di area selangkangan.
Kemunculan benjolan tersebut adalah reaksi dari sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri penyebab sifilis.
Baca juga: Meningkatnya Kasus Sifilis, di Yogyakarta 89 Kasus per Maret 2023 di Bangka 36 Kasus
2. Sifilis Sekunder
Tahap perkembangan gejala sifilis ini terjadi satu minggu setelah luka menghilang.
Bentuk gejala sifilis sekunder yakni ruam muncul di bagian tubuh mana pun, terutama di telapak tangan dan kaki.
Kemunculan ruam dapat disertai kutil pada area kelamin atau mulut, namun tidak menimbulkan rasa gatal.
Biasanya, ruam yang muncul berwarna merah atau merah kecoklatan dan terasa kasar.
Tetapi ruam tersebut sering terlihat samar sehingga penderita tidak menyadarinya.
Timbul ruam adalah gejala sifilis tahap sekunder juga bisa disertai gejala lain,
Seperti demam, lemas, nyeri otot, sakit tenggorokan, pusing, pembengkakan kelenjar getah bening, rambut rontok, serta penurunan berat badan.
Lalu ruam yang muncul pada tahap ini juga akan menghilang meski tidak diobati.
Tetapi perlu diwaspadai jika gejala dapat muncul berulang kali setelahnya.
Tanpa pengobatan yang tepat, infeksi dapat berlanjut ke tahap laten atau tahap tersier.
3. Sifilis Laten
Perkembangan sifilis tahap ini, bakteri tetap ada, tetapi tidak menimbulkan gejala apa pun selama bertahun-tahun.
Selama 12 bulan pertama tahap sifilis laten, infeksi masih bisa ditularkan.
Setelah 2 tahun, infeksi masih ada di dalam tubuh, tetapi tidak bisa menular kepada orang lain lagi.
Namun, jika tidak diobati infeksi ini dapat berkembang menjadi tahap tersier yang merupakan tahap sifilis paling berbahaya.
4. Sifilis Tersier
Kemunculan gejalan sifilis pada perkembangan tahap ini wajib diwaspadai.
Pasalnya, infeksi pada tahap ini dapat muncul antara 10-30 tahun setelah terjadinya infeksi pertama.
Tahap tersier gejala Sifilis ditunjukkan dengan kerusakan organ permanen.
Sehingga bisa berakibat fatal bagi penderitanya.
Pada tahap ini, sifilis bisa berdampak pada mata, otak, jantung, pembuluh darah, hati, tulang, dan sendi-sendi.
Akibatnya, penderita bisa terkena kebutaan, penyakit jantung atau stroke.
Baca juga: Penyebab Penyakit Sifilis atau Raja Singa: Disebabkan oleh Bakteri hingga Bisa Menular ke Orang Lain
5. Sifilis Kongenital
Pada perkembangan gejala sifilis jenis ini disebut bawaan atau sifilis kongenital.
Gejals Sifilis Kongentital biasanya terjadi pada ibu hamil yang terkena sipilis.
Hal ini dapat menyebarkan penyakit ini kepada anaknya, baik sejak dalam kandungan maupun saat persalinan.
Kondisi ini sering menimbulkan komplikasi serius saat kehamilan.
Seperti keguguran, kematian janin, atau kematian bayi beberapa saat setelah dilahirkan.
Jika bayi berhasil hidup dan lahir dengan sifilis kongenital biasanya tidak menunjukkan gejala tertentu pada awalnya.
Namun, beberapa bayi dapat mengalami ruam di bagian telapak tangan atau telapak kaki.
Serta pembengkakan kelanjar getah bening dan organ limpa.
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)