TRIBUNNEWS.COM - Simak penyebab sifilis atau penyakit raja singa dalam artikel ini.
Penyakit sifilis ini disebabkan oleh bakteri, dimulai dari luka tidak nyeri pada alat kelamin, rektum atau mulut.
Selain itu, sifilis juga termasuk kategori penyakit infeksi menular seksual (IMS).
Infeksi bakteri ini berkembang melalui tahapan primer, sekunder, laten, dan tersier.
Penyakit sifilis ini dapat menular melalui kontak kulit ataupun selaput lendir dari luka.
Apa saja penyebab infeksi sifilis atau raja singa?
Baca juga: Meningkatnya Kasus Sifilis, di Yogyakarta 89 Kasus per Maret 2023 di Bangka 36 Kasus
Berikut ini Tribunnews.com rangkum penyebab sifilis atau raja singa dari laman Kementerian Kesehatan, Jumat (26/5/2023).
Penyebab Penyakit Sifilis atau Raja Singa: Disebabkan oleh Bakteri hingga Bisa Menular ke Orang Lain
Penyebab Sifilis atau Penyakit Raja Singa yang Tren Kasusnya Terus Meningkat, Gejala, dan Pengobatan
Penyakit sifilis ini disebabkan oleh bakteri yang bernama Treponema Pallidum.
Treponema Pallidum berbentuk spiral, bakteri ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui luka kecil, ruam, hingga lecet pada kulit.
Selain itu, bakteri Treponema Pallidum juga dapat masuk melalui selaput lendir dari jaringan dalam mulut maupun kelamin.
Biasanya penyakit sifilis menular dari manusia ke manusia lain melalui hubungan seksual dengan penderita.
Tak hanya melalui hubungan seksual, ibu hamil yang mengidap penyakit sifilis bisa menularkan ke janin saat masa kehamilan atau pun persalinan.
Kondisi Seseorang Beresiko Tertular Sifilis
- Berhubungan seksual tanpa menggunakan pengaman;
- Berganti-ganti pasangan seksual;
- Memiliki orientasi seksual antara lelaki dengan lelaki;
- Pasangan penderita sifilis;
- Pengidap HIV;
- Menggunakan profilaksis pra pajanan (PrEP).
Baca juga: Kasus Sifilis di Indonesia Melonjak dalam 5 Tahun Terakhir, Berikut Penyebab dan Gejalanya
Gejala Penyakit Sifilis
Dikutip dari Center for Disease Control and Prevention, pada gejala penyakit sifilis atau raja singa ini terbagi menjadi empat tahap.
1. Tahap Premier
Pada tahap primer ini, penderita akan menemui satu atau banyak luka yang terasa sakit diakibatkan bakteri sifilis masuk ke dalam tubuh.
Hal ini biasanya terjadi di dalam, atas, atau sekitar alat kelamin, dubur, maupun mulut.
Luka pada tahap primer ini tidak terasa nyeri dan kebanyakan pada tidak menyadarinya.
Luka kecil ini biasanya akan berlangsung sekama 3-6 minggu .
Baca juga: Kasus HIV dan Sifilis di Indonesia Meningkat Drastis, Ibu Rumah Tangga Banyak Terinfeksi HIV
2. Tahap Sekunder
Tahap kedua ini penderita akan mengalami ruam kulit atau luka di mulut, dubur, maupun alat kelamin.
Ruam ini akan muncul setelah luka kecil pada tahap primer sembuh maupun setelahnya beberapa minggu.
Ruam pada kulit itu tidak terasa gatal, namun terasa kasar, berwarna merah atau cokelat kemerahan.
Pada saat tahap sekunder ini, penderita sifilis akan merasakan gejala lain seperti demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot hingga penurunan berat badan.
Diketahui, jika pada tahap sekunder ini tidak mendapat obat yang tepat, maka sifilis akan meningkat ke tahap laten dan tersier.
3. Tahap Laten
Tahap ini merupakan periode ketika tidak ada tanda maupun gejala yang terlihat lagi.
Diperlukan juga pengobatan yang tepat saat tahap tersier ini, jika tidak bakteri akan berada di tubuh penderita selama bertahun-tahun.
4. Tahap Tersier
Tahap terakhir ini akan menyebabkan bakteri sifilis mempengaruhi banyak sistem organ manusia.
Termasuk jantung, pembuluh darah, sistem saraf, otak, hingga menyebabkan kematian pada penderitanya.
Sifilis tersier ini sangat ganas yang akan terjadi sekitar 10-30 tahun setelah infeksi dimulai.
Sebagai informasi, penyedia layanan akan melakukan cek darah untuk menguji apakan seseorang terinfeksi penyakit sifilis ini.
(Tribunnews.com/Pondra Puger)