Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kolesterol seringkali rekat dengan orang tua atau mereka yang berusia di atas 40 tahun, namun saat ini kolesterol pun mulai merangkul anak-anak usia muda karena kebiasaan dan gaya hidup mereka yang impulsif.
Umumnya kolesterol tinggi terjadi pada usia lanjut, namun tren gaya hidup modern, pola makan yang tak menentu, kurangnya aktivitas fisik dan kecenderungan konsumsi makanan cepat saji meningkatkan risiko terserang kolesterol di usia muda.
Kadar kolesterol yang tinggi di usia muda dapat menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang.
Salah satu dampak yang serius adalah risiko penyakit jantung dan stroke.
“Kadar Kolesterol tinggi pada usia muda dapat berbahaya bagi kesehatan karena dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Di mana penyempitan arteri dan menghambat aliran darah yang normal, sehingga besar sekali kemungkinan akan terserang penyakit jantung, stroke dan penyakit vascular perifer,” ujar dr Agus Rahmadi, M.Biomed, M.A., PhD praktisi Kesehatan dalam keterangannya, Senin (12/6/2023).
Pentingnya memiliki kesadaran untuk waspada dengan kolesterol di usia muda karena dapat memiliki konsekuensi jangka panjang yang serius terhadap kesehatan, seperti :
1. Penyakit Jantung Koroner: Tingkat kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak aterosklerosis di dinding arteri. Plak ini dapat menyebabkan penyempitan arteri koroner yang memasok darah ke jantung. Jika arteri koroner menjadi terlalu sempit, aliran darah dan oksigen ke jantung dapat terhambat, meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, seperti serangan jantung.
2. Stroke: Penyempitan atau penyumbatan arteri yang disebabkan oleh penumpukan plak aterosklerosis dapat menghambat aliran darah ke otak. Hal ini dapat menyebabkan stroke, yaitu kerusakan pada bagian otak akibat kurangnya pasokan darah dan oksigen.
3. Penyakit Vaskular Perifer: Kolesterol tinggi juga dapat mempengaruhi arteri di luar jantung dan otak, seperti arteri kaki atau tangan. Penyempitan arteri ini dapat menyebabkan gangguan sirkulasi, nyeri saat berjalan (claudication), dan dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan gangren atau amputasi.
4. Penyakit Jantung Bawaan: Anak-anak dengan kelainan genetik yang menyebabkan kolesterol tinggi, seperti hiperkolesterolemia familial, berisiko lebih tinggi mengembangkan penyakit jantung bawaan.
Baca juga: Bantu Turunkan Kolesterol, Apa Itu Bahan Pangan Plant Stanol Ester?
5. Penyakit Ginjal: Tingkat kolesterol yang tinggi dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit ginjal, seperti nefropati diabetik atau penyakit ginjal polikistik.
“Kenapa penyakit jantung berangkat dari kolesterol, karena kolesterol tinggi akan menyebabkan penumpukan plak aterosklerosis di dinding arteri. Tak ayal plak ini pun yang menyebabkan penyempitan arteri coroner yang memasok darah ke jantung,” papar dr Agus.
Kolesterol tinggi pada anak muda umumnya tidak menunjukkan gejala yang jelas atau spesifik.
Namun, jika seseorang memiliki kadar kolesterol yang sangat tinggi, mereka mungkin mengalami beberapa tanda dan gejala, seperti nyeri dada, nyeri pada lengan, punggung, rahang, atau perut bagian atas.
“Tetapi penting untuk dicatat, kebanyakan orang dengan kolesterol tinggi malah tidak mengalami gejala. Sebaiknya biasakan untuk melalui pemeriksaan darah,” tutur dr Agus.
American Academy of Pediatrics merekomendasikan pemeriksaan kadar kolesterol awal antara usia 9 dan 11 tahun, dan kemudian diulang antara usia 17 dan 21 tahun. Ini dapat membantu mendeteksi kadar kolesterol tinggi atau faktor risiko kardiovaskular lainnya sejak dini.
“Setiap kasus dapat bervariasi, dan pendekatan penanganan akan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan anak muda. Jika anak muda memiliki faktor risiko tambahan seperti obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, atau riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi atau penyakit jantung, maka pemeriksaan kadar kolesterol dapat dilakukan lebih awal atau lebih sering,” jelas dr Agus.
Ada beberapa langkah untuk menjaga kolesterol dalam batas normal di usia muda, yaitu mengatur pola makan rendah lemak jenuh dan tinggi serat, beraktivitas fisik teratur, hindari rokok dan konsumsi alkohol yang berlebih.
“Berbicara mengenai asupan, untuk melengkapi nutrisi alami yang dibutuhkan oleh tubuh salah satunya dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi ekstrak red pine Korea (pinus merah Korea) dan minyak ikan," katanya.
dr Agus menambahkan, kandungan yang ada dalam minyak ikan yaitu asam eicosapentaenoic (EPA) dan asam docosahexaenoic (DHA) juga memberikan berjuta manfaat kesehatan.
Praktisi pengobatan herbal, Tole Sutrisno mengatakan, lemak sehat yang terkandung dalam minyak ikan memang telah terbukti sejak lama ampuh untuk menangkal risiko berbagai penyakit, seperti penyakit jantung, obesitas, diabetes, menurunnya fungsi penglihatan, liver, bahkan hingga penyakit mental seperti depresi.
"Kelebihan lain dari mengkonsumsi minyak ikan secara teratur, selain menurunkan risiko berbagai penyakit tentu saja imunitas tubuh pun terjaga," katanya.
Baca juga: Jika Tidak Ditangani, Kolesterol Tinggi Bisa Berujung Disabilitas
Sedangkan ekstrak red pine Korea yang terkandung dalam merial juga diperlukan tubuh karena memberikan manfaat kesehatan seperti menjaga kesehatan jantung, menurunkan hipertensi secara perlahan.
"Juga membantu mengurangi peradangan dan pembengkakan sendi yang berhubungan dengan arthritis, menurunkan lemak trigliserida dalam darah, serta mengurangi pertumbuhan plak aterosklerosis," kata Tole.