Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belakangan, kata 'healing' sering terdengar atau lewat di media sosial.
Kata 'healing' identik tampak dengan orang-orang yang traveling atau berpelesir mencari kesenangan.
Lantas, benarkah jalan-jalan atau traveling merupakan cara yang benar untuk healing?
Healing atau self healing sendiri sesungguhnya berartikan menyembuhkan diri dari luka batin atau luka psikologis, yang disebabkan oleh masa lalu.
Menurut Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (psikiater) dr Santi Yuliani, M.Sc.Sp.KJ, masyarakat perlu berhati-hati dalam mengartikan healing.
"Healing itu ada indikatornya. Kalau sekadar jalan-jalan, enak sesaat pulang masih problem, berarti belum healing," ungkapnya acara talkshow yang diadakan Kementerian Kesehatan, Rabu (15/6/2023).
Menurutnya, healing punya konsep dan tahapan khusus.
Baca juga: Hidup Tidak Selalu soal Bekerja, Butuh juga Healing Lewat Traveling dan Hangout
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah melihat apa masalahnya.
"Kita lihat bagaimana ini memengaruhi kehidupannya dia, dari sisi mana kita perbaiki lebih dahulu, kita cari akarnya," urai dr Santi.
Baru kemudian dilihat cabang-cabang mana yang bisa diselesaikan.
Tahapan ini tentu dilakukan bersama tenaga kesehatan atau pihak profesional terkait.
"Jadi hati-hati, traveling tidak sama dengan healing," pungkasnya.