Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siapa sangka, polusi udara yang diduga hanya menyerang kesehatan paru-paru bisa ganggu perkembangan kognitif atau kecerdasan anak.
Hal ini diungkapkan oleh Dokter spesialis paru dr Agus Dwi Susanto, SpP.
"Diperkirakan 2 miliar anak di seluruh dunia terdampak polusi udara berat. Berdampak pada pertumbuhan, perkembangan termasuk gangguan kognitif," ungkapnya pada media briefing virtual, Rabu (9/8/2023).
Baca juga: WALHI: Pemerintah Tak Serius Tangani Polusi Udara yang Makin Parah
Lebih lanjut, dr Agus menjelaskan jika polusi udara bisa masuk melalui jalur indra penciuman (olfaktori) atau jalur lainnya.
"Hal ini berdampak pada kongitif anak dalam proses pertumbuhan," tegasnya.
Riset lain menunjukkan peningkatan polutan ini berkaitan dengan tingkat intelektual dan intelegensi yang lebih rendah pada anak usia 2 tahun, pra sekolah dan usia sekolah.
"Pajanan polusi udara NO2, PM, hidrokarbon, polisiklik berkaitan dengan tingkat intelegensia dan intelektual," papar dr Agus.
Pajanan polusi udara bahkan dapat berdampak dari awal masa kandungan.
Beberapa studi menemukan dampak lain polusi udara terhadap perkembangan fungsi otak anak.
Di antara seperti persepsi dan sensori informasi yang lebih lambat.
Lalu fungsi memori, atensi dan koordinasi motorik yang lebih rendah.
Bisa pula berdampak pada regulasi diri dan emosi yang lebih rendah.
Namun, riset ini masih ada kemungkinan dipengaruhi faktor, sosial ekonomi pajanan toksin dan lainnya. Sehingga butuh studi lanjutan.