Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak jarang seseorang dilaporkan mengalami kematian mendadak saat olahraga.
Pelatih jantung sehat sekaligus anggota Yayasan Jantung Indonesia (YJI) DKI Jakarta, Hang Rahardjo memberi penjelasan soal itu.
Menurut dia, kemungkinan itu bisa terjadi pada orang yang kembali berolahraga dengan intensitas tinggi setelah lama berhenti melakukannya.
"Orang orang yang sudah terbiasa berolahraga, berhenti berolahraga. Kemudian tiba-tiba langsung berolahraga lagi, itu tidak dianjurkan. Jadi harus pelan-pelan lagi kembali," ungkapnya di Jakarta Timur, Rabu (1/11/2023).
Baca juga: Cegah Serangan, Penting Lakukan Senam Jantung Sebelum Olahraga
Hal itu tentu saja membahayakan, sehingga diimbau bagi masyarakat yang baru memulai berolahraga, agar melakukan secara bertahap.
Jangan langsung berolahraga dengan beban yang berat.
Kebugaran tubuh sendiri paling lama 5-6 hari, karena usia berolahraga rutin. Setelahnya, jika tidak berolahraga lagi, kebugaran tubuh akan turun.
Oleh karena itu, kata Rahardjo berolahraga harus baik, benar, teratur dan terukur.
Berolahraga sedini mungkin, sesuai kondisi fisik medis, jangan sampai berdampak negatif.
"Kedua adalah benar. Mulai selalu dengan pemanasan 5-10 menit. Kemudian inti 30-60 menit, turunkan lagi dengan pendinginan 5-10 menit lagi," jelas Rahardjo.
Selain itu, olahraga harus selalu teratur, minimal 3-5 kali dalam seminggu.
Olahraga juga harus terukur. Bisa dengan dua cara yaitu mengukur denyut nadi atau tes bicara.
"Kalau kita lagi olahraga, kalau sudah sampai ternegah-engah itu sudah ketinggian (intensitas olahraga) kalau masih bercakap dengan benar, itu oke," jelasnya.
Sedangkan kalau saat berolahraga masih bisa bernyanyi, maka intensitas olahraga masih ringan.
"Artinya kemampuan jantung harus disesuaikan dengan gerak kita. kalau tidak kuat terjadi itu," pungkasnya.