News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Imunisasi Terkendala Izin Orangtua, Pemerintah Hingga Nakes Perlu Lakukan Pendekatan

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang bayi sedang menerima imunisasi di Puskesmas Nagaswidak, Palembang, Kamis (27/7/2023). Imunisasi pada bayi dan anak memiliki manfaat yang sangat besar. Imunisasi merupakan suatu upaya dari pemerintah yang bertujuan untuk mencegah meningkatnya angka kesakitan pada penyakit tertentu yang beresiko pada bayi dan membentuk kekebalan tubuh agar tidak mudah terinfeksi virus penyebab penyakit. Kementerian Kesehatan memperkenalkan jenis antigen baru yang ditambahkan dalam program imunisasi nasional yang saat ini sedang dilaksanakan oleh pemerintah.Keempat jenis vaksin tersebut adalah vaksin Pneumokokus Konyugasi (PCV) untuk mencegah pneumonia (radang paru), vaksin Human Papiloma Virus (HPV) untuk mencegah kanker leher rahim, vaksin Rotavirus (RV) untuk mencegah diare berat, dan vaksin Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV) dosis kedua untuk memperkuat perlindungan dari polio. ehingga Imunisasi pada anak diharapkan dapat menciptakan ekosistem kesehatan Indonesia menuju kelas dunia. TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Melengkapi imunisasi pada anak kerap terkendala pada izin orangtua.

Menurut Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Anak dan Magister Sains Psikologi Perkembangan Prof. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi, terdapat survei terkait hal ini.

Baca juga: Kemenkes Kenalkan Imunisasi Japanese Encephalitis untuk Cegah Radang Otak

Di Indonesia terdapat 6-7 survei yang menunjukkan persepsi masyarakat terkait imunisasi pada anak.

Pada persepsi ibu, penolakan imunisasi berangkat dari berbagai alasan.

Pertama, tidak tahu bahaya dari penyakit jika anak tidak lakukan imunisasi.

"Pada ibu, satu tidak tahu bahaya penyakitnya. Seolah imunisasi tugas rutin saja. Padahal melindungi peyakit berbahaya," ungkap dr Soedjatmiko di bilangan Jakarta, Selasa (7/10/2023).

Kedua, ibu sudah tahu bahaya penyakit tapi jadwal imunisasi tidak diketahui.

Kadang kala petugas kurang jelas memberikan informasi.

Ketiga, sudah tahu bahaya peyakit hingga tahu jadwalnya.

Namun tidak diperbolehkan oleh mertua dan suami

Dan terkadang, kedua orang inj tidak mengerti bahaya penyakitnya.

Menurut dr Soedjatmiko, pemerintah hingga tenaga kesehatan perlu melakukan langkah pendekatan.

"Lakukan pendekatan. Jangan menyalahkan, karena ketidaktahuannya," tegas Soedjatmiko.

Selain pada ibu, ia menganjurkan untuk melakukan pendekatan dengan suami atau ayah dari sang anak.

Ayah biasanya tidak tahu manfaat vaksin karena jarang mengikuti penyuluhan.

"Kelompok bapak sama, jarang ada ikut penyuluhan begini. Karena tidak tahu bahaya penyakit," jelasnya.

Pemerintah dan tenaga kesehatan, kata dr Soedjatmiko jangan langsung memberikan justifikasi.

"Mulailah bertanya, apa problemnya," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini