Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masa depan sebuah bangsa ditentukan oleh anak mudanya, demikian juga dengan masa depan sebuah keluarga dan generasi yang dilahirkannya sangat ditentukan oleh kehidupan pada masa remajanya.
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera & Pemberdayaan Keluarga BKKBN, Nopian Andusti mengatakan, melihat fakta ini diperlukan kampanye kebiasaan hidup sehat di lingkungan remaja.
"Anak muda dan remaja perlu dipersiapkan agar menjadi penentu kualitas keluarga dan sebuah bangsa dan generasi yang akan datang dengan cara membiasakan hidup sehat,' kata Nopian Andusti saat pertemuan akbar untuk 1.700 duta GESID dari seluruh Indonesia dalam acara Nasional Gathering Duta GESID 2023 di Jakarta belum lama ini.
Program Generasi Sehat Indonesia (Gesid) 2023 sebagai program edukasi gizi dan dan kesehatan khususnya pencegahan anemia pada remaja dengan berkolaborasi bersama Fakultas Ekologi Manusia IPB dan BKKBN.
Hal ini perlu mendapat perhatian mengingat, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013) menunjukkan prevalensi anemia pada remaja selama tahun 2013-2018 mengalami kenaikan dari 18,4 persen menjadi 32 persen sementara sebanyak 14,7 juta jiwa ibu hamil usia muda yang berusia 18-24 tahun mengalami anemia berdasarkan Riskesdas 2018.
Direktur Yasmina Foundation, Iis Istiqamah mengatakan, dalam mengedukasi remaja, pendamping juga orangtua diharapkan tahu apa saja yang perlu diedukasi atau disampaikan pada para remaja.
Selain itu juga perlu mendengarkan dan mau memahami apa yang disampaikan remaja, kemudian mau memahami emosi yang ada pada remaja.
"Sehingga mereka mau mendekat, dan kita dapat lebih mudah melakukan edukasi, baik itu edukasi kesehatan, reproduksi, dan kebiasaan hidup bersih”, tutup Iis Istiqamah.
Vice President General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh, mengatakan, pihaknya menginisiasi Gesid yang menyasar edukasi kesehatan pada remaja, yang diharapkan dapat memberi dampak pada kesehatan juga lingkungan.
"Indonesia saat ini masih menghadapi masalah stunting yang penanganannya perlu dilakukan menyeluruh dari hulu ke hilir dan tentunya perlu diperhatikan sejak fase remaja, sebagai fase menuju dewasa dan fase pranikah yang mengantarkan mereka menjadi orangtua yang melahirkan penerus Indonesia,” kata Vera Galuh.
Sementara sebagai bentuk komitmen 1700 duta Gesid 2023, dalam kegiatan yang dilaksanakan di 11 HUB secara bauran (luring dan daring) ini juga dilakukan pembacaan deklarasi duta Gesid Nasional untuk mewujudkan tiga pilar GESID yaitu Aku Peduli, Aku Sehat, Aku Bertanggung Jawab sebagai bagian dari perjalanan mereka dalam mengedukasi sesama remaja lainnya terkait kebiasaan hidup sehat dan bergizi. Sejak diinisiasi pada
Tahun 2020, Gesid telah berkolaborasi dengan 412 SMP dan SMA dan telah menghasilkan sebanyak 4.348 duta GESID SMP, SMA dan Mahasiswa, juga telah berkolaborasi dengan berbagai mitra seperti AIESEC, LP Ma’arif, LPTP, dan mitra lainnya dan program didukung oleh sebanyak 756 guru pendamping.
Baca juga: Dukung Program Kampung Iklim 2023, Pabrik Danone-AQUA di Subang dan Wonosobo Terima Penghargaan
“Pengetahuan yang didapat dari pembekalan Duta Gesid sangat membantu dalam hal edukasi teman sebaya mengenai pencegahan stunting, selain itu saya juga bisa mengetahui isu-isu sosial seperti pernikahan usia anak dan bisa mencari tahu pencegahan dari permasalahan tersebut” tutur salah satu Duta Gesid, Dion dari SMPN 21 Semarang.