Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Serangan panik dengan serangan jantung kerap sulit dibedakan karena punya gejala yang nyaris sama.
Sebagian orang mungkin akan mengalami napas yang bergerak cepat, jantung berdebar-debar, dan ada perasaan aneh di dada.
Lantas bagaimana cara membedakannya?
Terkait hal ini, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Dr. dr. Sally Aman Nasution SpPD-KKV, FINASIM, FACP beri penjelasan.
Pertama, perlu strasifikasi risiko, mengetahui apakah orang ini punya risiko serangan jantung.
Karena serangan panik memang banyak terjadi usia muda.
"Namun, kalau dilihat dari populasi pria dan perempuan, lebih banyak pada perempuan. Ini yang terbalik. Serangan jantung lebih banyak pria, walaupun serangan panik juga terjadi pada laki-laki," ungkapnya pada media briefing virtual, Jumat (8/12/2023).
Kedua, serangan panik biasanya terjadi terulang.
"Jarang yang sekali lalu hilang. Ini yang bisa dikenali oleh si pasien. Dan kalau ada faktor risiko, ragu-ragu cari pertolongan fasilitas kesehatan terdekat," imbaunya.
Kalau serangan jantung paling gampang dideteksi dengan alat tekanan darah dan nadi.
"Kalau serangan panik tensi naik tapi sedikit. Tapi kalau serangan jantung tensi bisa naik sekali atau drop," tutupnya.