News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pneumonia Paling Banyak Renggut Nyawa Balita, Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang bayi bersiap untuk menerima imunisasi di Puskesmas Nagaswidak, Palembang, Kamis (27/7/2023). Imunisasi pada bayi dan anak memiliki manfaat yang sangat besar. Imunisasi merupakan suatu upaya dari pemerintah yang bertujuan untuk mencegah meningkatnya angka kesakitan pada penyakit tertentu yang beresiko pada bayi dan membentuk kekebalan tubuh agar tidak mudah terinfeksi virus penyebab penyakit. Kementerian Kesehatan memperkenalkan jenis antigen baru yang ditambahkan dalam program imunisasi nasional yang saat ini sedang dilaksanakan oleh pemerintah.Keempat jenis vaksin tersebut adalah vaksin Pneumokokus Konyugasi (PCV) untuk mencegah pneumonia (radang paru), vaksin Human Papiloma Virus (HPV) untuk mencegah kanker leher rahim, vaksin Rotavirus (RV) untuk mencegah diare berat, dan vaksin Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV) dosis kedua untuk memperkuat perlindungan dari polio. Sehingga Imunisasi pada anak diharapkan dapat menciptakan ekosistem kesehatan Indonesia menuju kelas dunia. TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pneumonia menjadi penyakit yang paling banyak merenggut nyawa anak berusia di bawah lima tahun (balita). 

Menurut data United Nations Children's Fund, atau Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF), pneumonia merupakan penyebab kematian balita terbesar di Indonesia. 

Pada 2018, diperkirakan sekitar 19.000 anak meninggal dunia akibat pneumonia. 

Estimasi global menunjukkan bahwa setiap satu jam ada 71 anak di Indonesia yang tertular pneumonia.

Orang tua wajib tahu, bahwa selain imunisasi, pemberian ASI secara eksklusif atau di enam bulan pertama kehidupan anak bisa cegah terjadinya Pneumonia. 

Hal ini diungkapkan oleh Dokter spesialis anak RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat, Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A (K). 

"Jadi menyusui secara eksklusif di enam bulan pertama kehidupan anak menurunkan risiko hingga 15-23 persen," ungkapnya pada media briefing virtual yang diselenggarakan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Kamis (11/1/2024). 

Lebih lanjut ia pun menjelaskan kaitannya pemberian ASI eksklusif dengan pencegahan Pneumonia. 

Menurut dr Nastiti, kandungan ASI banyak mengandung zat yang dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh. 

"Kandungan asi banyak zat bisa membantu kekebalan tubuh si bayi. Ada yang namanya Immunoglobulin A (IgA)," jelasnya.

Immunoglobulin merupakan jenis antibodi yang paling umum.

Kata dr Nastiti, dengan ASI, tidak hanya Pneumonia, infeksi secara umum pada anak pun bisa dicegah. 

"Anak yang mendapat ASI, infeksinya lebih rendah. Karena imunitas yang ditimbulkan lebih tinggi," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini