News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perlu Kerja Sama Banyak Pihak Menyelesaikan Problem Gizi Anak Indonesia

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Perbaikan gizi pada anak untuk menciptakan generasi maju Indonesia di masa depan perlu terus mendapatkan dukungan berbagai pihak agar pemenuhan nutrisi perlu dilakukan agar ibu terutama anak bisa tumbuh maksimal

Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia akan mencapai usia emas pada 2045 dan saat itu Indonesia genap berusia satu abad alias 100 tahun dan ditargetkan telah menjadi negara sejahtera serta maju, setara dengan negara maju lainnya.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut perlu generasi penerus bangsa yang sehat dan pintar sehingga gizi setiap anak Indonesia harus dipastikan tercukupi.

"Agar asupan gizi dan nutrisinya tercukupi,  anak yang mempunyai masalah gizi harus diberikan makanan pendamping ASI kaya protein hewani," kata Menkes saat memberikan sambutan dalam rangka hari Gizi Nasional di Jakarta  belum lama ini.

Baca juga: Benarkah MSG Bahaya bagi Tubuh? Ini Kata Pakar Gizi 

Sebab, kata Menkes protein hewani mengandung mikronutrien yang dibutuhkan untuk menunjang perkembangan otak balita.

“Makanannya boleh apa aja, yang penting ada protein hewani bisa telur, ikan, daging, supaya gizinya tidak kurang, supaya anaknya pintar, anaknya sehat,” tuturnya.

Di sisi lain, perbaikan gizi pada anak untuk menciptakan generasi maju Indonesia di masa depan perlu terus mendapatkan dukungan berbagai pihak agar pemenuhan nutrisi perlu dilakukan agar ibu terutama anak bisa tumbuh maksimal.

VP General Secretary Sarihusada, Vera Galuh Sugijanto mengatakan, masalah anemia dan stunting masih menjadi momok yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini pada akhirnya akan menghambat generasi maju Indonesia.

"Kalau kita berbicara mengenai kualitas anak-anak Indonesia ke depan, maka masalah anemia dan stunting ini akan mempengaruhi kemampuan kognitif mereka di jangka depan," kata Vera Galuh.

Dia menyinggung data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang menyebutkan bahwa 1 dari 3 anak masih anemia dan kekurangan zat besi. Sementara Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) juga menunjukkan bahwa angka stunting Indonesia masih di atas 21 persen yang nyatanya di atas batas WHO.

Vera melanjutkan, kondisi ini membuat pihaknya berinovasi dengan menyediakan asupan pemenuhan nutrisi bagi ibu dan anak.

"Karena kami ingin mengedepankan bahwa produk itu harus sejalan dengan pola asuh terkait dengan pola makan, pola asuh, edukasi dan juga akses air bersih dan sanitasi," katanya.

Baca juga: Pemenuhan Gizi Anak Indonesia Harus Diwujudkan lewat Gerak Bersama dan Perencanaan Matang

Dikatakannya, riset dan inovasi yang dilakukan itu merupakan komitmen Sarihusada mendukung perbaikan gizi buat anak-anak masa depan.

Meski demikian, dukungan perbaikan gizi tetap membutuhkan kontribusi pemerintah, akademisi, universitas, komunitas dan orangtua untuk bisa mengedepankan edukasi pentingnya asupan gizi yang seimbang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini