Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dilihat dari jumlah kasus dan kematian, beban kanker di Indonesia masih tinggi.
Adapun kanker yang paling banyak ditemui adalah kanker payudara, kanker serviks dan rahim, kanker usus, dan kanker darah.
Sekitar 60 persen pasien kanker membutuhkan terapi radiasi atau radioterapi.
Mengingat kebutuhannya yang tinggi, diharapkan banyak Rumah Sakit yang dapat membuka layanan tersebut.
Peningkatan layanan ini selaras dengan peringatan Hari Kanker Sedunia yang diperingati setiap tanggal 4 Februari.
Dokter spesialis onkologi Prof. Dr. dr. Soehartati A. Gondhowiardjo, Sp.Onk.Rad(K) menuturkan, perawatan kanker diperlukan untuk dapat menekan dan menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker.
”Karena adanya peningkatan jumlah penduduk hal ini sejalan dengan peningkatan jumlah penderita kanker hingga hari ini. Hal inilah yang mengharuskan kita memperhatikan akses pelayanan medis untuk penderita kanker yang juga harus berkembang dengan baik sehingga kita dapat mengurangi gap pelayanan kesehatan untuk penderita kanker,” ujar Prof. Tati dalam kegiatan peluncuran layanan radioterapi di RS Pelni, Selasa (6/2).
Ada kesenjangan perawatan kesehatan. Dengan banyaknya layanan radioterapi dapat memastikan pasian kanker memiliki akses yang sama dalam pencegahan dan perawatan.
Ditambahkan Tokoh Inspiratif Radioterapi di Indonesia, Prof. Dr. dr. Hariyono Winarto, bahwa program imunisasi HPV untuk anak kelas 5 Sekolah Dasar perlu untuk terus berlanjut.
Harapannya untuk menutup gap pelayanan kesehatan khususnya di bidang onkologi.
Vaksin HPV adalah vaksin untuk mencegah kanker serviks, di mana kasusnya masih tinggi di Indonesia. Menurut data dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021, kanker serviks menempati peringkat kedua setelah kanker payudara, yaitu sebanyak 36.633 kasus atau 17,2 persen dari seluruh kanker pada wanita.
Jumlah ini memiliki angka mortalitas yang tinggi sebanyak 21.003 kematian atau 19,1 persen dari seluruh kematian akibat kanker.
Apabila dibandingkan angka kejadian kanker serviks di Indonesia pada tahun 2008, terjadi peningkatan dua kali lipat.
Salah satu terapi kanker serviks adalah radioterapi, terutama brakiterapi yang saat ini hanya beberapa RS saja di Indonesia seperti di RS Pelni.
Kegiatan dihadiri oleh Direktur Utama RS Pelni Ary Setyo Nugroho dan dihadiri jajaran pimpinan Rumah sakit dan dari IHC yang merupakan holding rumah sakit BUMN, antara lain direktur medis Pertamina Bina Medika IHC. Dr. dr. Lia Gardenia Partakusuma, Sp.PK (K), MM, MARS, FAMM