Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak-anak gemar sekali mengonsumsi makanan dan minuman manis.
Namun orang tua perlu waspada. Karena konsumsi makanan dan minuman manis berlebihan bisa pengaruhi nafsu makan anak.
Bahkan, bisa berujung anak enggan untuk makan.
Hal ini dibenarkan oleh Ahli gizi masyarakat Dr dr. Tan Shot Yen.
"Iya (pengaruhi nafsu makan). Makanya kenapa kita sebut gula adalah kalori kosong. Karena yang namanya gula karbohidrat, kalau dibakar bisa menjadi 4 kilo kalori per gram," ungkapnya pada talkshow secara virtual yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Kamis (8/2/2024).
Disebut sebagai kalori kosong karena tidak memiliki nilai nutrisi.
Besarnya bobot kalori pada gula tentu membuat anak merasa kenyang.
"Kalau anak keburu kenyang makanan manis, yang terjadi adalah ketika jam makan anak datang, dia menolak tidak mau makan. Makanya disebut sebagai kalori kosong," jelasnya.
Lebih lanjut, dr Tan menjelaskan jika gula tidak begitu penting diberikan pada anak.
Ini sesuai dengan panduan United Nations Children's Fund (UNICEF) atau Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Bahwa anak biasanya tidak diberikan gula atau garam pada makanan pendamping ASI (MPASI).
"Makanan sendiri sudah ada rasa. Seperti anak-anak baru mpasi ya, wortel itu manis, udang itu manis. Diberi jeruk manis, buah naga manis, pepaya manis. Tidak perlu menambah gula," imbuhnya.
Dengan mengenalkan rasa alami, anak bisa mengapresiasi rasa manis.
"Oh rasa manis itu ada tempatnya. Bukan manis palsu ditambahi gula," pungkasnya.