Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sebanyak lebih dari 103 juta perempuan berusia 15 tahun ke atas di Indonesia berisiko terkena penyakit kanker serviks.
Selain itu, sekitar 36.000 perempuan terdiagnosis kanker serviks setiap tahunnya.
Dan 70 persen di antaranya berada pada stadium lanjut.
Angka kematian akibat kanker serviks pun tergolong tinggi, yakni sekitar 21.000 kematian pada 2020.
Baca juga: Pentingnya Deteksi Dini Kanker Payudara
Sementara itu, data Global Cancer Statistics (GLOBOCAN) tahun 2021 mencatat, terdapat 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia dengan angka kematian yang semakin meningkat.
Kanker serviks atau leher rahim sebenarnya merupakan kanker yang bisa dicegah dengan imunisasi human papillomavirus (HPV).
Karenanya, Kemenkes pun ajak lindungi anak dari kanker serviks dengan vaksin HPV.
Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Maxi Rein Rondonuwu, D.H.S.M, MARS imunisasi HPV menjadi upaya paling mudah melindungi anak perempuan dari kanker serviks.
Kalau sudah terlanjur kena, maka pengobatannya pun bisa sangat mahal.
"Imunisasi merupakan upaya yang paling murah. Kalau sudah kena kanker serviks sudah pasti mahal biayanya," ungkap Maxi pada keterangannya, Jumat (9/2/2024).
Diketahui, jika tingkat kematian akibat kanker ini mencapai 50 persen karena pasien sering kali datang dengan keadaan terlambat.
"Tolong sampaikan kepada masyarakat, terutama yang memiliki anak perempuan usia 11 dan 12 tahun, untuk segera memanfaatkan program pemerintah ini," imbaunya.
Baca juga: Menkes Soroti Banyaknya Anak Telat Bicara, Screen Time Terlalu Lama Jadi Penyebab
Pemerintah saat ini telah menyediakan vaksin HPV secara gratis untuk anak perempuan.
“Vaksin HPV ini akan diberikan secara gratis dan sangat penting untuk melindungi anak perempuan dari kanker serviks atau kanker leher rahim," tutup Maxi.