Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kayu siwak merupakan satu-satunya alat pembersih gigi pada zaman Nabi Muhammad SAW.
Tentu saja kala itu pasta dan sikat gigi belum ditemukan.
Dulu, umat Islam meyakini siwak efektif dalam menghilangkan endapan plak dan menjaga kebersihan mulut.
Lalu, bagaimana menurut sisi medis?
Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) Prof. drg. Suryono, S.H., M.M., Ph.D mengatakan, siwak ternyata secara medis memang mempunyai mekanisme mengurangi plak pada gigi.
Baca juga: Berisiko Alami Abrasi Gusi dan Gigi, Penggunaan Siwak Harus Tepat
"Jadi serabutnya itu bisa secara mekanisme mengurangi akumulasi plak.
Ada komposisi yang mengandung antibakteri di dalam siwak itu sendiri sehingga bisa dikatakan siwak mempunyai fungsi ganda," ungkapnya pada acara “World Oral Health Day 2024” yang diselenggarakan Pepsodent Lanjutkan Kampanye “Senyum Sehat Indonesia” di Masjid Trans Studio Bandung, Rabu (20/3/2024).
"Siwak mengendalikan akumulasi plak dengan cara mekanisme siwak dan memiliki kandungan zat aktif yang berperan sebagai anti bakteri," katanya.
Suryono juga menanggapi perihal kebiasaan menyirih yang kerap dilakukan sebagian masyarakat Indonesia yang ternyata kebiasaan ini juga berdampak pada kesehatan gigi.
"Memang sirih mengandung antiseptik juga di satu sisi. Tapi sisi lain biasanya akan meninggalkan pewarnaan pada gigi dan memang benar, daun sirih dapat membantu mengurangi kuman di dalam mulut dan gigi," katanya.
"Tapi secara keilmuan itu kalau dilakukan penelitian daun sirih punya kemampuan antiseptik yang fungsinya mengurangi populasi kuman," katanya.