News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kurangi Risiko Stunting dengan Penuhi Kebutuhan Protein pada Anak

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan kepada seorang balita pada acara penyuluhan pengentasan stunting hingga gizi intensif di Kelurahan Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (6/9/2023). Dalam rangkaian kegiatan HARPELNAS (Hari Pelanggan Nasional) 2023, Asuransi Astra memberikan penyuluhan pengentasan stunting hingga gizi intensif kepada Kader Posyandu dan para orang tua serta pemeriksaan kesehatan balita dan remaja putri yang diwujudkan dalam menghadirkan Garda M-Klinik dan kegiatan ini juga merupakan dukungan Asuransi Astra atas arahan pemerintah dalam mencapai target prevalensi stunting 14% pada tahun 2024. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hingga kini dalam tujuan Indonesia Emas 2045, isu stunting masih naik ke permukaan dan menjadi perhatian.

Banyak sekali upaya yang harus dan dapat dilakukan bersama dalam mencapai tujuan ini, mulai dari unit terkecil di masyarakat, yaitu keluarga yang perlu memastikan pemenuhan gizi anak cukup untuk tumbuh kembangnya.

"Tugas orangtualah untuk memilih makanan yang mendukung tumbuh kembang anak ini," kata Dr. dr. Luciana Sutanto, MS. SpGK.(K) spesialis gizi klinik di RS Mitra Kemayoran, Jakarta dalam keterangannya, Selasa (16/4/2024).

Pemenuhan gizi anak ini sebenarnya sudah dituangkan di pedoman makan yang disusun Kementerian Kesehatan lewat Peraturan Menteri Kesehatan no 41 tahun 2014.

Di pedoman gizi seimbang itu dijelaskan bagaimana porsi makan untuk anak, yaitu terdiri dari makan utama yang lengkap tiga kali satu hari, ditambah dua sampai tiga kali selingan.

Baca juga: Anggota Komisi I DPR Dorong Pengoptimalan Bonus Demografi Lewat Pencegahan Stunting

"Makan utama terdiri dari sumber karbohidrat, yang sehari-hari kita sebut sebagai makanan pokok, ada lauk pauk yang menjadi sumber protein, baik itu hewani dan nabati, dan dilengkapi sayur dan buah," katanya.

Namun, kata dia, yang tidak kalah penting untuk dicermati, kunci menurunkan stunting dan menghindari risiko hambatan pertumbuhan adalah protein dan konsumsi asam amino esensial bersumber dari protein, merupakan variasi asupan protein.

"Dibandingkan protein nabati, protein hewani mempunyai jenis asam amino yang lebih lengkap dan sesuai dengan kebutuhan tubuh, serta mempunyai bioavailabilitas atau kemampuan diserap yang lebih tinggi," katanya.

Asam amino yang merupakan bagian terkecil dari struktur protein ternyata memiliki banyak fungsi antara lain, membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, memastikan produksi hormon pertumbuhan, meningkatkan penyerapan nutrisi, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Secara khusus, ia ingin menekankan pentingnya protein, karena protein adalah sumber asam amino yang sangat diperlukan tumbuh kembang anak, jadi harus dilengkapi baik jenis maupun jumlahnya.

Komposisi protein hewani dianjurkan untuk lebih banyak dikonsumsi daripada protein nabati, karena kelebihan protein hewani yang lebih mudah diserap tubuh dan jenis asam aminonya yang lebih lengkap, jadi bisa memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak.

"Tubuh manusia sebenarnya bisa membuat asam amino non esensial, tetapi tidak bisa membuat sendiri asam amino esensial, karena itu penting jadi bagian dari makanan anak-anak kita,” ungkap Luciana.

Sejalan dengan penekanan  Luciana terhadap asupan asam amino, banyak penelitian yang sudah membuktikan korelasi erat antara kadar asam amino yang rendah di dalam tubuh dengan kasus anak stunting.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini