Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengembangan usia dini memiliki peran strategis terhadap tumbuh kembang anak di masa depan.
Pemberian stimulasi dan pengalaman belajar yang positif sejak usia dini terutama di usia 0 hingga 3 tahun akan membangun fondasi yang kuat untuk perkembangan kognitif, sosial, emosional, dan bahasa anak.
Otak anak di usia 3 tahun berkembang mencapai sekitar 80 persen dari otak orang dewasa.
Head of Policy & Advocacy Tanoto Foundation, Eddy Henry, menyampaikan pentingnya layanan stimulasi di samping layanan kesehatan dan gizi bagi anak usia dini terutama di usia 0-3 tahun untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan.
"Untuk mendukung program-program pemerintah tersebut, berbagai lembaga non-pemerintah, pihak swasta dan filantropi juga melakukan berbagai inisiatif dan inovasi," kata Eddy melalui keterangan tertulis, Kamis (27/6/2024).
Sebelumnya, lebih dari 500 peserta dari 48 negara hadir di Konferensi Regional Asia-Pasifik tentang Perkembangan Anak Usia Dini (Early Childhood Development) 2024 yang diadakan oleh Asia-Pacific Regional Network for Early Childhood (ARNEC) di Penang (Malaysia) pada 27-30 Mei 2024 lalu.
Tema konferensi yang diangkat adalah “Berinvestasi dalam Perkembangan Anak Usia Dini: Sebuah jalur yang efektif untuk membangun ketahanan dan meningkatkan pembangunan berkelanjutan”.
Turut menghadiri konferensi tersebut wakil dari Indonesia termasuk Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN / Bappenas).
Lalu Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Otoritas Ibu Kota Nasional (OIKN), Koalisi PAUD HI, Tanoto Foundation, dan para penggiat di bidang pengembangan dan pendidikan anak usia dini di Indonesia.
Eddy menjelaskan bahwa program Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia telah mendapatkan perhatian pemerintah dengan terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 60 tahun 2013.
Perpres tersebut mengatur bahwa layanan PAUD harus diberikan secara holistik dan integratif, yang mencakup pendidikan, kesehatan, nutrisi, keselamatan & keamanan, dan aspek pengasuhan.
Dalam pelaksanaannya, beberapa kementerian dan lembaga negara sudah menjalankan berbagai program layanan yang mencakup pengembangan dan pendidikan anak usia dini seperti Posyandu, Bina Keluarga Balita (BKB), Pendidikan Anak Usia Dini dan Program Keluarga Harapan (PKH).
“Untuk melengkapi layanan yang dijalankan di Posyandu dan BKB yang biasanya diadakan sekali dalam sebulan, kami merintis suatu program kerjasama dengan pemerintah daerah dan masyarakat dengan mendirikan sebuah pusat layanan pengasuhan dan stimulasi usia dini yang disebut Rumah Anak SIGAP," ucap Eddy.
Di Indonesia, layanan pengembangan dan pendidikan anak usia dini terus dijalankan oleh pemerintah.
Baca juga: Sambut Musim Libur Sekolah, Ini 5 Aktivitas Seru untuk Dukung Tumbuh Kembang Si Kecil
Bila dilihat dari sisi cakupan layanan yang menjangkau jumlah anak di bawah tiga tahun, maka tiga program pemerintah yang paling besar adalah Posyandu, BKB dan KB/TPA.