Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Masyarakat Indonesia yang baru saja memeriksakan kesehatan di puskesmas, posyandu, maupun posbindu kini bisa mendapatkan hasil skrining penyakit tidak menular (PTM) melalui WhatsApp.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sedang melakukan project pengiriman notifikasi WhatsApp kepada pasien dengan ambang tekanan darah di atas 130/85 mmHg, gula darah 5.7 HbA1C, dan lemak darah/kadar kolesterol melebihi 100 mg/dL.
Tujuannya, pasien segera menghubungi fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Pengiriman notifikasi WhatsApp tersebut berisi hasil skrining PTM yang telah dilakukan pasien.
Skrining penyakit tidak menular merupakan salah satu program utama penguatan upaya penguatan promotif dan preventif di layanan primer seperti puskesmas, posyandu, atau posbindu.
Chief of Technology Transformation Office (TTO) Kemenkes RI Setiaji, S.T, M.Si ungkap pengiriman notifikasi WhatsApp dilakukan setelah tenaga kesehatan atau kader memasukkan hasil skrining PTM ke dalam Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK).
ASIK merupakan aplikasi pencatatan deteksi dini atau skrining penyakit tidak menular yang digunakan oleh tenaga kesehatan atau kader di posyandu, posbindu dan puskesmas.
Skrining penyakit tidak menular yang dicatat pada aplikasi ASIK di antaranya, skrining kardiovaskular (jantung), kanker, kelainan darah, dan gangguan pernapasan.
“Mulai 22 Juni 2024, masyarakat telah menerima notifikasi hasil skrining penyakit tidak menular (PTM) melalui WhatsApp dari puskesmas. Notifikasi itu akan dikirimkan setelah tenaga kesehatan atau kader mencatat hasil skrining PTM di Aplikasi Sehat IndonesiaKu (ASIK),” ujar Setiaji dilansir dari website resmi, Rabu (15/7/2024).
“Pelaksanaan pengiriman notifikasi WhatsApp skrining PTM dimulai secara langsung serentak di seluruh Indonesia pada 22 Juni 2024 melalui pembaruan aplikasi ASIK versi 2.3.3," lanjutnya.
Baca juga: Penyakit Akibat Polusi Udara Bebani BPJS Kesehatan hingga Rp13 Triliun
Berdasarkan tren jumlah data yang masuk dalam aplikasi ASIK periode Januari-Juni 2024, layanan skrining yang tercatat sebanyak 37.886.630.
Lalu ada data individu yang mendapatkan layanan skrining penyakit tidak menular sebanyak 29.212.976, dan sudah ada 10.173 (97,6 persen) puskesmas yang melaporkan skrining PTM dengan menggunakan ASIK.
Sepanjang periode yang sama, rata-rata harian layanan skrining penyakit tidak menular tercatat di aplikasi ASIK sebanyak 208.163.
Sedangkan rata-rata mingguannya mencapai 1.457.178. Rata-rata bulanan layanan skrining penyakit tidak menular tercatat di aplikasi ASIK sebesar 6.314.438.
Hingga 14 Juli 2024, notifikasi WhatsApp hasil skrining penyakit tidak menular yang telah dikirimkan kepada pasien mencapai 83.987.
“Saat ini, notifikasi WhatsApp akan dikirimkan kepada masyarakat yang melakukan skrining kanker serviks serta pemeriksaan gula darah, lemak darah, tekanan darah, dan skrining kanker payudara (khusus perempuan) di puskesmas,” sambung Setiaji.
“Selain informasi hasil pemeriksaan, notifikasi WhatsApp juga akan menampilkan edukasi kesehatan sesuai hasil skrining yang dilakukan.”
Salah satu contohnya, skrining sangat penting dilakukan untuk menemukan diabetes lebih dini bagi masyarakat sehingga risiko diabetes melitus (DM) dapat dicegah.
Pencegahan juga dilakukan dengan pemberian edukasi perubahan gaya hidup.
Pemeriksaan kesehatan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular yang dilakukan meliputi pengukuran indeks massa tubuh.
Tinggi badan, berat badan, lingkar perut), pengukuran tekanan darah atau tensi darah dan tes gula darah.
Setiaji melanjutkan, sebanyak 10.173 puskesmas di Indonesia telah menggunakan aplikasi ASIK untuk melakukan pencatatan data kesehatan individu by name by address.
Termasuk skrining penyakit tidak menular di puskesmas dan posbindu.
Setelah pencatatan hasil skrining di aplikasi ASIK, notifikasi WhatsApp kepada masyarakat akan terkirim secara otomatis jika nomor WhatsApp valid dan tercatat di dalam ASIK.
Namun jika notifikasi WhatsApp tidak dapat terkirim atau diterima oleh masyarakat setelah skrining PTM dilakukan, kemungkinan terjadi karena koneksi internet tidak stabil.
"Atau nomor WhatsApp yang diinput tidak aktif atau tidak valid,” tutup Setiaji.