News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Dokter Ingatkan Bahaya Gunakan Doping untuk Berolahraga, Bisa Bikin Mandul 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kantor Badan Anti Doping Dunia. Penggunaan doping sangat tidak dianjurkan oleh dunia kesehatan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Istilah doping cukup familiar di dunia olahraga. 

Doping merupakan zat terlarang yang dikonsumsi oleh atlet untuk meningkatkan performanya.

Baca juga: Barat Tuduh Atlet China Pakai Doping Setelah Berhasil Raih Banyak Medali di Cabang Renang

Biasanya, zat yang ditemukan doping antara lain seperti steroid dan testosteron.

Tujuan penggunaan doping umumnya untuk meningkatkan kekuatan, massa otot, dan berat badan tanpa lemak.

Baca juga: Pastikan Bebas Doping dan Alkohol, Kesehatan Sopir Angkutan Umum Akan Dicek Saat Mudik Lebaran

Meski begitu, penggunaan doping sangat tidak dianjurkan oleh dunia kesehatan. 

Hal ini pula yang disampaikan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, dr. Andhika Raspati.

Nyatanya ada bahaya jangka panjang yang menanti jika konsumsi doping berlebihan. 

"Sebenarnya dalam tubuh kita kan sudah ada keseimbangannya (steroid dan testosteron).

Alhasil, kalau misalnya kita merusak keseimbangan itu, maka efek sama ini bisa muncul," ungkapnya pada konferensi pers di Jakarta, Jumat (6/9/2024). 

"Contoh, pada laki-laki, kalau kebanyakan dikasih steroid, maka dia bisa tumbuh payudara, ginakomastia sebutannya. Bisa juga menimbulkan kemandulan," lanjutnya.

Baca juga: Atlet Rusia Kamila Valieva Dihukum karena Kasus Doping, Tak Boleh Tampil selama 4 Tahun

Kelainan seperti di atas muncul karena keseimbangan hormon di dalam tubuh terganggu akibat konsumsi doping. 

"Seharusnya beneran muncul (ada dalam tubuh) begitu ada di steroid (doping) ini masuk, dia jadi kayak, ah, gue gak usah muncul lagi deh. Padahal yang mau muncul ini, dia penting banget buat fertilitas (kesuburan)," paparnya.

Selain itu, steroid juga kadang bisa merusak jantung. 

Sehingga tidak mengherankan jika ada yang aktif berolahraga di usia muda, namun meninggal karena masalah jantung. 

Oleh karena itu, dokter tidak menyarankan  untuk menggunakan doping. 

"Ada yang bilang, tapi kita kan dosisnya benar gitu. Ya olahraga mau ngapain sih? Tubuh mau sehat kan? Artinya udah natural aja, gak usah begitu-gituan," pungkasnya. 
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini