News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

DBD Jadi Ancaman Serius, Ini 6 Strategi untuk Tanggulangi Dengue di Indonesia

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Acara Diskusi Media Takeda Indonesia membahas upaya penanganan DBD di Indonesia, Kamis, 18 September 2024.

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah sudah menyatakan perang terhadap penyakit demam berdarah dengue (DBD) karena risiko penyakit ini yang benar-benar mematikan bagi penderitanya.

Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof dr Dante Saksono Harbuwono Sp.PD-KEMD PhD mengatakan, pemerintah berkomitmen penuh memerangi DBD melalui langkah preventif yang terintegrasi karena terjadi tren kenaikan kasus DBD di Indonesia dari tahun 2023 sampai dengan 2024 saat ini.

Dia mengatakan, ada 6 strategi nasional untuk menanggulangi dengue di Indonesia. Yakni, manajemen penguatan vektor aman dan berkesinambungan; peningkatan akses dan mutu tatalaksana dengue; penguatan surveilans dengue yang komprehensif serta manajemen KLB yang responsif; peningkatan pelibatan masyarakat yang berkesinambungan.

Strategi berikutnya, adalah penguatan komitmen pemerintah, kebijakan-manajemen program, dan kemitraan; dan Pengembangan kajian, intervensi, inovasi, dan riset sebagai dasar kebijakan dan manajemen program berbasis bukti.

"Keberhasilan penanggulangan dengue membutuhkan dukungan dari semua pihak. Kolaborasi sinergis lintas-sektor sangat penting untuk memastikan pencegahan dan pengendalian dengue dapat berjalan efektif di seluruh Indonesia," kata Dante saat menyampaikan sambutan di acara Diskusi Media Takeda Indonesia membahas upaya penanganan DBD di Jakarta, Kamis, 18 September 2024.

Baca juga: Vaksinasi Perlu Dilakukan 2 Kali di Tengah Melonjaknya Kasus DBD, Berikut Penjelasan Dokter

Beberapa program yang telah dilaksanakan diantaranya, pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M Plus, Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J), serta intervensi inovasi seperti pelepasan nyamuk ber-Wolbachia.

Pemerintah juga menjalin berbagai kemitraan multi sektor di antaranya dengan menjadi tuan rumah International Arbovirus Summit 2024.

Kementerian Kesehatan RI bersama dengan Kaukus Kesehatan DPR RI, dengan didukung oleh Bio Farma, PT Takeda Innovative Medicines, World Mosquito Program, dan para pemangku kepentingan lintas-sektor, juga meluncurkan Koalisi Bersama (KOBAR) Lawan Dengue pada tahun 2023 guna merumuskan penanggulangan DBD yang lebih menyeluruh di Indonesia.

Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines Andreas Gutknecht mengatakan, DBD adalah salah satu ancaman serius di masyarakat dan Indonesia negara yang terdampak. "Siapapun mudah terpapar DBD tanpa memandang usia, gaya hidup. DBD juga banyak menimpa anak-anak," ujarnya.

Dia menekankan, DBD merupakan tragedi yang bisa dicegah. Setiap muncul kasus DBD mengingatkan kita bahwa menyakit ini bisa dicegah.

"Kami terus mendorong masyarakat agar serius mencegah DBD. Sejauh ini tidak ada pengobatan spesifik untuk DBD, karena itu, mencegah adalah kunci. Mengedukasi diri sendiri dan orang lain, mengontrol nyamuk 3M Plus, dan penggunaan vaksin DBD," ungkapnya.

Dia menambahkan, vaksinasi DBD sudah direkomendasikan oleh PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk dewasa dan anak-anak sebagai upaya Kementerian Kesehatan Indonesia bebas DBD pada 2030. "Indonesia membutuhkan pendekatan komprehensif dalam mencegah terjadinya DBD," kata Andreas.

Dr dr Anggraini Alam Sp.A (K), Ketua UKK Infeksi dan Penyakit Tropis PB IDI memaparkan, DBD menyerang semua usia mulai bayi baru lahir sampai dewasa usia lanjut seperti yang dia banyak saksikan pada pasien di rumah sakit.

"Pada anak, DBD banyak menyerang usia 5 sampai 14 tahun. Mereka yang terinveksi virus dengue, bisa menularkan ke 6 orang lainnya. Sebanya 73 persen kasus dengue terjadi pada anak-anak usia 5 sampai 44 tahun," bebernya.

Dia menjelaskan, ada 2 sumber infeksi DBD, yakni nyamuk yang membawa virus dengue. Virus dengue punya 4 sel.

"Nyamuk ini bisa berkeliaran 100 meter ke depan kanan kiri dan belakang, atau dengan daya jangkau 2 hektare. Nyamuk ini sifatnya khas. Tipe nyamuk pekerja yang menengai korbannya pada siang sampai sore hari. Jadi DBD ini bisa menyerang orang usia produktif," sebutnya.

Di menambahkan, nyamuk pembawa virus DBD sifatnya hanya menyerang manusia dan saat menyerang mampu menggingit berkali-kali. "Cuaca cepat berubah yang gampang panas dan gampang hujan, membuat nyamuk ini bisa menyerang dengan ganas," ujarnya mengingatkan.

Dia menambahkan, sejauh ini belum ada obat untuk orang yang terkena virus dengue. Virus ini memicu perembesan cairan darah keluar. Dengue bisa digambarkan oleh orangtua mendadak muncul dan punya 3 fase kritis dalam seminggu sampai 10 hari.

"Korban mengalami demam lalu turun dan demam lagi. Saat demam turun, korban justru mengalami fase kritis, bukan fase sehat. Korban terlihat seperti gelisah, dijak bicara tidak nyambung. Karena itu saat demam turun malah harus diwaspadai," ujarnya mengingatkan.

Anak kecil yang belum bisa bicara dan terkena virus dengue biasanya mukanya berubah merah dan tidak disertai pilek.

Karena itu dr Anggraini menekankan pentingnya pemberian vaksinasi DBD.

"Kasus dengue di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara. Pemberian vaksi dengue bisa diberikan 2 kali pada anak usia 6 tahun hingga dewasa usia 44 tahun," ungkap dr Anggraini.

Dr. Derek Wallace, President Global Vaccine Business Unit Takeda berpendapat, Indonesia telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam memerangi DBD.

"Dilihat dari sudut pandang global, Indonesia menjadi contoh bagi dunia dalam pencegahan DBD, di mana para pemangku kepentingan dari berbagai sektor bersinergi secara efektif untuk melawan penyakit yang mengancam jiwa ini," ujarnya.

Kepemimpinan pemerintah dalam mendorong inisiatif manajemen vektor, memperkuat kolaborasi multi-sektor, serta mengadaptasi pencegahan inovatif seperti vaksinasi ke dalam strategi nasional, menunjukkan pendekatan terintegrasi yang memberikan dampak.

"Saya yakin bahwa dengan dedikasi berkelanjutan dari seluruh pemangku kepentingan, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk mencapai tujuan bersama nol kematian akibat dengue pada tahun 2030,” ujarnya.

Di juga menekankan. DBD disebabkan oleh empat serotipe virus dengue, dan merupakan penyakit serius yang bisa menyerang seseorang lebih dari sekali, dengan infeksi lanjutan yang berpotensi lebih parah.

 

CAPTION:

Acara Diskusi Media Takeda Indonesia membahas upaya penanganan DBD di Indonesia, Kamis, 18 September 2024.


  

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini