TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Kelurahan Kembangan Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat sebagai lokasi pertama program wolbachia di DKI Jakarta. Metode nyamuk Aedes Aegypti ber Wolbachia ini diharapkan bisa menjadi upaya penanggulangan demam berdarah dengue (DBD).
Baca juga: Kemenkes Sebut Tak Ada Kaitan Nyamuk Wolbachia dan Keganasan Nyamuk Aedes Aegypti Penyebab DBD
Data terbaru di tahun 2024, terdapat 186.324 kasus DBD dengan 1.120 kematian, angka itu menunjukan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Kecamatan Kembangan dipilih sebagai lokasi pertama pelepasan nyamuk ber-Wolbachia karena memiliki angka DBD tertinggi pada 2023 dengan insiden rate 54,1 per 100.000 penduduk.
“Kecamatan Kembangan memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Secara prinsip warga disini menerima dengan baik pelepasan nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia" ujar Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto, Senin(7/10/2024).
Baca juga: Respon Kemenkes soal Rencana Penyebaran Nyamuk Wolbachia yang Ramai-ramai Ditolak
Ia mengatakan, pelaksanaan kegiatan penanggulangan DBD dengan metode wolbachia di Jakarta Barat telah dimulai sejak dinyatakan wilayah Kecamatan Kembangan, khususnya RW 07 Kelurahan Kembangan Utara.
Pihaknya telah melakukan pendataan OTA (Orang Tua Asuh) yang bersedia untuk dititipkan ember berisi telur nyamuk ber Wolbachia yang saat ini jumlah OTA di wilayah Kembangan Utara sebanyak 1.185 orang.
Mereka adalah anggota masyarakat yang telah memahami tugasnya untuk menjaga ember-ember berisi telur nyamuk ber Wolbachia.
Baca juga: Wawancara Komandan Nyamuk tentang Wolbachia guna Lawan DBD
Adapun pilot project Wolbachia sudah dilakukan dengan di lima kota, yaitu Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang, dan Bontang.
“Saya berharap pilot project teknologi Wolbachia di Kota Administrasi Jakarta Barat bisa menjadi momentum untuk menunjukkan bahwa pengendalian Dengue dapat berhasil bila menjadi komitmen bersama antara Pemerintah Pusat dan Daerah serta stakeholder terkait," ujar Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, dr. Yudhi Pramono, MARS.
Baca juga: DBD Jadi Ancaman Serius, Ini 6 Strategi untuk Tanggulangi Dengue di Indonesia
Diklaim program ini memiliki keuntungan ramah lingkungan dan tidak ada efek samping dari metode aedes aegypti ber Wolbachia ini.
Dinkes DKI berharap, metode aedes aegypti ber-wolbachia ini dapat didukung sepenuhnya oleh masyarakat guna mempercepat penanggulangan masalah DBD.
Baca juga: Kemenkes akan Mengenalkan Vaksin di Daerah-daerah dengan Intensitas DBD Tinggi