Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA -- Gaduhnya temuan anggur shine muscat terkontaminasi pestisida di Thailand membuat negara di Asia Tenggara lain juga merespons.
Pemeriksaan dan uji laboratorium dilakukan oleh Malaysia dan Indonesia.
Baca juga: Setelah Rapid Test, Pemerintah Lakukan Uji Berkala Anggur Shine Muscat
Hasilnya, anggur impor di kedua negara itu dinyatakan aman.
Meski demikian, kewaspadaan tetap diperlukan.
Sebelumnya pada 24 Oktober 2024, Jaringan Peringatan Pestisida Thailand (Thai-PAN) mengeluarkan peringatan mengenai kontaminasi anggur 'Shine Muscat' setelah menemukan bahwa sebagian besar sampel yang dikumpulkan diyakini mengandung residu bahan kimia berbahaya yang melebihi tingkat maksimum yang diizinkan.
Dalam upaya pengambilan sampel ini, 24 sampel anggur dikumpulkan dari 15 lokasi penjualan berbeda di Bangkok.
Hasilnya, setiap sampel anggur Shine Muscat mengandung antara 7 dan 18 jenis residu beracun, dan 23 dari 24 sampel melebihi batas legal untuk 1 hingga 6 jenis bahan kimia beracun.
Malaysia Resmi Nayakan Tak Temukan Kandungan Residu Berlebih di Anggur Shine Muscat
Merespons kondisi itu atau 4 hari pasca kejadian di Thailand, Malaysia pun mengeluarkan pernyataan resmi pada 28 Oktober 2024.
Berdasarkan hasil pemeriksaan di lapangan tidak ditemukan sampel anggur shine muscat yang berbahaya, tidak ada yang mengandung residu pestisida melebihi "maximum residu limit - MRL" sesuai aturan di Malaysia.
Pernyataan cepat dari Kementerian Kesehatan Malaysia tentu menenangkan masyarakat negara itu.
Data pendukungnya juga rinci.
Kementerian Kesehatan Malaysia menyebutkan bahwa secara rutin melakukan "food safety and quality programme", yang sepanjang 2020 sampai 2024 ini sudah memeriksa 5.561 sampel sayur dan buah impor yang masuk ke Malaysia, melalui pendekatan "hold, test and release", semuanya merupakan suatu rangkaian kegiatan keamanan pangan yang amat baik untuk melindungi rakyat.
Kementerian Kesehatan Malaysia menyampaikan bahwa mereka menyadari kekhawatiran masyarakat Malaysia sehubungan berita anggur muscat berbahaya akibat tercemar pestisida ini.
Kementerian Kesehatan Malaysia secara kontinu memonitor pintu masuk negara dan juga pasar dalam negeri nya untuk menjamin terjaganya keamanan pangan ("food security") bagi kesehatan bangsa Malaysia.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Indonesia.
Analisa Badan Karantina Indonesia: Anggur Shine Muscat di Bawah Ambang Batas Residu
Badan Karantina Indonesia atau Barantin telah melakukan analisis risiko terhadap komoditas buah impor itu.
Hasil monitoring menunjukkan hasil dibawah ambang batas residu.
Data dari Pusat Data dan Sistem Informasi Barantin, bahwa total sertifikasi pemasukan impor anggur ke Indonesia dari Januari hingga September 2024 adalah sebanyak 78.538 ton dari berbagai negara seperti dari China, Australia, Peru, Chile, dan India.
Khusus untuk Anggur Muscat dari China, yang masuk sesuai sertifikasi karantina yaitu sebanyak 681 ton selama periode Januari hingga September 2024.
"Setiap importasi buah anggur telah dilakukan pengujian residu pestisida termasuk Klopirifos (Chlorpyirifos) di negara asal oleh laboratorium terakreditasi yang telah diregistrasi oleh Barantin dan dibuktikan dengan sertifikat hasil uji atau certificate of analysis (COA)," dilansir dari keterangan resmi.
Baratin memastikan komoditas yang dimasukkan ke dalam wilayah NKRI dengan pengambilan sampel dan pengujian keamanan pangan (termasuk residu pestisida, logam berat, mikotoksin dan cemaran mikrobiologi).
Monitoring ini bertujuan untuk menjaga dan memastikan kepatuhan negara pengekspor dalam pemenuhan persyaratan karantina untuk keamanan pangan.