Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan untuk mewujudkan Sulawesi Tengah (Sulteng) menjadi destinasi kelas dunia yang banyak dikunjungi wisatawan mancanegara (wisman), Critical Success Factor-nya adalah aksesibilitas.
Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie di Palu harus dijadikan sebagai bandara internasional dengan direct flight dari negara-negara sumber wisman.
“Wisman yang datang ke destinasi wisata 75% menginginkan adanya penerbangan langsung, sehingga keberadaan bandara internasional menjadi keharusan dan ini yang harus diperjuangkan para pimpinan Sulteng untuk mewujudkannya,” kata Menpar Arief saat meluncurkan Calender of Event Sulawesi Tengah 2018 bersama Gubernur Sulteng Longki Djanggola, Ketua DPRD H. Aminuddin, dan para Bupati dan Walikota Sulteng di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Selasa siang (17/07/2018).
Menpar Arief menjelaskan dalam memajukan pariwisata harus mengedepankan unsur 3A (Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas). Atraksi utama di Sulteng adalah wisata bahari, dengan ikon Taman Nasional Togean, yang dinilai oleh Menpar Arief sebagai salah satu destinasi underwater terbaik di Indonesia.
Sayangnya Ampana, kota terdekat ke Togean, jaraknya sekitar 370 km dari Palu atau 8 jam perjalanan darat. Karena itu perkembangan aksesibilitas dibutuhkan demi konektivitas ke destinasi unggulan seperti Pulau Togean sebagai destinasi wisata bahari kelas dunia.
“Pulau Togean adalah pulau terbaik se-Indonesia untuk atraksi underwater. Sayangnya, untuk menuju ke sana ditempuh sekitar 8 jam. Padahal idealnya 2-3 jam. Untuk ini harus ada penerbangan dari Palu ke Ampena,” kata Arief Yahya.
Menpar Arief menilai Bandara Mutiara atau kini dikenal dengan nama Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufri Palu layak dijadikan sebagai bandara internasional karena mempunyai panjang landasan 2.500 meter lebar 45 meter dengan kekuatan menahan beban bisa dinaikkan menjadi 56 PCN supaya dapat didarati pesawat jenis Boeing 737-800.
“Sulteng bisa mencontoh Kabupaten Banyuwangi setelah memiliki bandara internasional sektor pariwisatanya tumbuh 300%, bagitu pula Kabupaten Tapanuli Utara setelah memiliki Bandara Internasional Silangit pariwisata di Destinasi Danau Toba naik hingga tiga kali lipat,” kata Menpar Arief. Tahap awal Bandara Palu bisa dimulai dengan melakukan charter flights dan Kemenpar siap memberikan subsidi penerbangan ini.
Gubernur Longki Djanggola mengatakan, infrastruktur terutama konektivitas penerbangan menjadi perhatian utama pemerintah daerah Sulteng dalam mendukung kemajuan sektor pariwisata yang tahun ini mentargetkan 3,825 juta wisatawan terdiri atas 75.000 kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan 3.750.000 pergerakan wisatawan nusantara (wisnus).
“Kami memiliki 8 event unggulan yang digelar sepanjang tahun ini. Dari 8 event tersebut, 2 event di antaranya Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) ke-3 dan Festival Pesona Lipuku ke-2 masuk dalam 100 Wonderful Event Indonesia 2018,” kata Longki Djanggola.
Penyelenggaraan 8 event unggulan Sulteng tahun ini yaitu Festival Pesona Palu Nomoni (FPPN) 2018 ke-3 akan berlangsung di Teluk Palu pada 28 September hingga 3 Oktober mendatang dan mentargekan 100 ribu pengunjung; Festival Pesona Lipuku 2018 ke-2 akan berlangsung di Ampana, Kabupaten Tojo Una-Una pada 2-6 November 2018 mentargetkan kunjungan 3.000 wisatawan.
Selain itu event Togean Internasional Oceanic akan berlangsung di Pulau Togean pada 7-11 Agustus 2018; lomba balap sepeda internasional Tour de Central Celebes ke-2 yang akan mengambil start dari Kabupaten Banggai pada 14 Oktober dan finish di Palu pada 18 Oktober 2018; Festival Teluk Tomini ke-6 akan berlangsung di Parigi, Kabupaten Parigi Moutong pada 14-16 Oktober 2018.
Festival Danau Tektonik Poso ke-22 akan berlangsung di Tentena, Kabupaten Poso pada 15-19 Oktober 2018; Festival Teluk Tomori ke-5 di Kolonodale, Kabupaten Morowali Utara pada 19-23 Oktober 2018; dan Festival Pulau Dua ke-2 akan berlangsung di Luwuk, Kabupaten Bangga pada 27-28 Oktober 2018.(*)