Istana Kepresidenan memiliki banyak koleksi seni. Masyarakat yang belum pernah masuk, mungkin penasaran dengan koleksi yang ada di dalamnya. Nah, 3-31 Agustus nanti masyarakat bisa melihat langsung.
Koleksi lukisan milik Istana Kepresidenan akan dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia. Kegiatan ini diberi nama Pameran Seni Koleksi Istana Kepresidenan Republik Indonesia. Koleksi itu didatangkan dari 5 Istana Kepresidenan. Yaitu di Jakarta, Bogor, Cipanas, Yogyakarta, dan Tampak Siring.
Selain beragam karya pelukis kondang, ada juga tiga kristal berbentuk piring dan vas bunga. Istana juga memamerkan empat buah patung karya Struble. Salah satunya adalah patung pemanah. Patung ini adalah koleksi terbesar milik Istana Kepresidenan. Serta berbagai koleksi lainnya.
Berbagai persiapan dilakukan. Diantaranya dengan membekali 14 pemandu pameran. Mereka adalah mahasiswa jurusan Sastra Inggris Universitas Indonesia, mahasiswa Seni Rupa Institute Kesenian Jakarta, dan ITB Bandung.
Menurut Watie Moerany, Kurator Pameran Koleksi Istana Kepresidenan, pembekalan ini sangat penting. Sebab para guide muda itu harus mengerti substansi materi, perilaku saat membawa tamu, juga cara penyampaian bagi para wisatawan asing.
"Guide pameran lukisan di Galeri Nasional merupakan tombak yang bersinggungan langsung dengan para pengunjung, jadi harus benar-benar disiapkan. Terlebih bertepatan dengan Asian Games 2018 yang banyak mendatangkan wisatawan asing," tutur Watie Moerany, Jumat (27/7/2018).
Selama pameran berlangsung, ditargetkan sekitar 40 hingga 50 ribu pengunjung akan datang. Untuk mencapainya, panitia pameran melakukan berbagai promosi melalui media sosial. Juga melalui iklan di LED display di Changi Singapura.
Selain untuk menyambut HUT RI, pameran ini juga diselenggarakan untuk menjaring wisatawan mancanegara selama Asian Games 2018.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga mendorong dunia pariwisata agar memanfaatkan momen HUT RI.
"Apalagi ini berbarengan dengan Asian Games 2018. Ini menjadi kesempatan langka yang harus kita manfaatkan semaksimal mungkin," ujar Menpar Arief Yahya, Jumat (27/7/2018).
Menurutnya, banyak sekali acara yang menarik yang semakin memajukan aspek pariwisata Indonesia di mata pelancong yang singgah.
"Saya setuju kita lebih mempromosikan hari kemerdekaan Indonesia ke mancanegara. Dan itu mulai berjalan seperti di Sabang, Aceh yang dilakukan upacara bendera di titik nol kilometer. Juga nanti ada karnaval-karnaval yang tentunya menarik perhatian wisman dan wisnus," ujar Menpar Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya mengatakan, pameran lukisan koleksi Istana Kepresidenan dapat pula menjadi ajang pariwisata. Menurutnya, pengunjung dapat melihat secara langsung lukisan yang sebelumnya tidak dapat dilihat oleh masyarakat awam.
“Tugasnya Kementerian Pariwisata adalah lebih mempublikasikan dan mempromosikan agar wisatawan datang ke Indonesia, khususnya ke pameran lukisan ini,” ungkap Menpar Arief Yahya.
Menpar Arief Yahya berharap, perayaan HUT RI tahun ini lebih meriah dan ramai dari tahun sebelumnya.
"Inilah kesempatan bagi kita, untuk memanfaatkan acara kebudayaan atau culture event. Dengan begitu negara kita akan semakin dikenal negara lain di berbagai belahan dunia," tukas Menpar Arief Yahya.
Untuk lebih memeriahkan lagi, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) juga menyiapkan event-event pendukung. Seperti lomba menulis ulasan, lomba Foto esai, dan lomba melukis sketsa lulisan yang ada di pameran. Selain itu, ada juga pemilihan undian voting karya favorit. Semuanya akan disediakan hadiah yang sangat menarik.
"Tema 'Indonesia Semangat Dunia' ini menunjukkan keseriusan kita sebagai bangsa, merayakan, menghayati, mengamalkan semangat kemerdekaan yang sudah kita raih dan tahun ini kita memasuki tahun yang ke-73," ujar Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara.
Ukus berharap, rangkaian kegiatan tersebut akan membangkitkan partisipasi masyarakat untuk kegiatan-kegiatan yang bernuansa kebangsaan. Sekaligus membangkitkan kebersamaan serta kebanggaan rakyat Indonesia sebagai bangsa yang besar.
"Kami mengimbau partisipasi masyarakat untuk aktif di dalam kegiatan-kegiatan kita. Dan ini adalah bagian penting eksistensi kita sebagai bangsa yang besar, yang mengajak, yang harus melibatkan semua pihak untuk berpartisipasi," pungkas Ukus.