Ada yang unik dari pelaksanaan Malang Flower Carnival (MFC) 2018. Tahun ini, seluruh kostum peserta karnaval wajib menggunakan bahan daur ulang. Keunikan ini bisa Anda nikmati 16 September 2018.
Pesertanya dijamin tak ada yang risih. Tak ada yang takut terpapar problem kesehatan. Maklum, seluruh desain kostumnya sangat higienis. Produk yang ditampilkan juga sangat fashionable. Spiritnya sama. Sama-sama ingin mengampanyekan pelestarian lingkungan.
Menteri Pariwisata Arief Yahya, mengacungkan dua jempol atas ide karnaval tahun ini. Apalagi ramah terhadap lingkungan. Ia pun tak ragu untuk menyebut MFC 2018 keren.
"Event-nya keren. Kostum Malang Flower Carnaval itu sudah keliling di berbagai travel mart, festival, dan show di berbagai penjuru dunia. Dan selalu menjadi ajang selfie dan mendapat perhatian khusus pengunjung booth Wonderful Indonesia," ujar Menpar Arief Yahya, Selasa (11/9).
Perlu dicatat, MFC juga pernah mendapat penghargaan di mancanegara. Di antaranya sebagai The Best Performances dalam Parade Budaya Internasional di Moskow Rusia, Best National Costume, dan Miss Queen Tourism Ambassador International, di Kuala Lumpur Malaysia.
Ketua MFC 2018, Agus Sunanada menjelaskan, tahun ini pihaknya akan memberikan warna berbeda. Salah satu peraturan pada peraturan MFC tahun ini adalah, kostum peserta 75% harus menampilkan ornamen bunga. Namun rnamen itu dibuat dari barang-barang bekas. Antara lain berupa plastik, spons, kertas, dan karet sandal.
"Limbah ini bisa didapatkan dari berbagai aktivitas produksi atau konsumsi. Termasuk banyaknya industri sandal yang ada di Malang," ungkap Agus.
Kemasan acaranya? Dijamin keren. Jalan Ijen sepanjang 800 meter yang merupakan salah satu ikon Kota Malang akan dibuat berbunga oleh ratusan desainer dan pelajar. Itu selaras dengan tema Eksotika Bunga Nusantara yang diusung di seri 2018.
Yang ingin ikutan, silakan pilih kategori lomba yang Anda suka. Pilihannya ada dua. Yang pertama, sesi lima anak-anak. Satunya lagi kategori SMA-Umum.
Kategori anak-anak diikuti peserta yang berumur 6-13 tahun. Sedangkan kategori umum berlaku unuk peserta berumur di atas 14 tahun.
Kostum-kostum yang dilombakan dan ikut parade adalah kreasi baru dari para peserta. Sedangkan peserta yang sudah menang tahun lalu tidak lagi bisa mengikuti lomba yang sama. Hadiah yang ditawarkan juga menggiurkan. Yakni uang tunai dengan total Rp 50 juta untuk enam pemenang kelompok dan satu juara The Best Perform.
"Hal ini dimaksudkan untuk memicu kreativitas masyarakat. Dan memunculkan desain baru yang lebih inovatif," terang Agus.
Hasilnya? Ada feedback yang oke dari masyarakat. Cerminannya bisa dilihat dari jumlah peserta yang meningkat hampir 50 persen. Dari 214 peserta pada tahun lalu, kini menjadi 296 peserta.
Pesertanya juga tidak hanya dari Malang. Tapi ada dari Surabaya, Banyuwangi, Jember, Blitar, Pasuruan, Surabaya, Probolinggo, Bondowoso, Kediri, Nganjuk, dan Batu. Mewakili Sulawesi, ada peserta dari Tomohon. Perwakilan Sumatera ada Palembang dan Medan.
Nah, yang ingin menyaksikan serunya agenda ini, silakan datang ke Malang. Pilihan moda transportasinya banyak. Darinmulai kereta, bis, dan penerbangan, semua ada
Pengunjung juga bisa memilih berbagai penginapan sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Ada hotel, guess house sampai homestay yang bisa di hunting di sekitar lokasi acara. Dan semuanya, bisa di googling dengan mudah di internet. (*)