Kementerian Ketenagakerjaan berkomitmen untuk membangun ekosistem pasar tenaga kerja baru yang lebih baik dan mengikuti perkembangan industri pada saat ini.
Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dakhiri mengatakan ekosistem tenaga kerja yang melibatkan pemerintah, pekerja dan pemgusaha harus fleksibel mengikuti pekembangan industri yang terus berubah, terlebih lagi dengan perkembangan teknologi yang amat pesat.
Melihat kondisi tersebut, Hanif pun menekankan dalam memajukan sumber daya manusia (SDM), semua pihak terkait tidak bisa hanya mendorong dari segi kualitas, tetapi juga dari sisi kecepatan beradaptasi mengikuti perkembangan jaman.
"Kemnaker terus berupaya meningkatkan kesejahteraan pekerja. Salah cara yang dilakukan Kemnaker adalah dengan memperbaiki ekosistem ketenagakerjaan di Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja, "kata Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri saat membuka Konsolidasi Nasional Aliansi Masyarakat Pekerja Nusantara (Ampera) pada Jumat (5/10).
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah membuka kesempatan agar masyarakat mendapat akses pelatihan kerja. Karena cara terbaik untuk melindungi pekerja adalah dengan memberikan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri.
"Balai Latihan Kerja (BLK) terbuka untuk umum. Sekolah ataupun tidak, jika Anda ingin mendapat keterampilan datanglah ke BLK. Nggak peduli umurnya berapa," ujar Hanif.
Misalnya, kata Hanif, kalau kena PHK di usia 35 tahun dan harus mencari pekerjaan lagi, boleh belajar keterampilan di BLK. "Peluang dan kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri bagi pekerja terus kami tingkatkan," ujarnya.
"Saya optimis bila skema ini bisa diterapkan, akan banyak masyarakat kita yang bisa mengakses dan meningkatkan keahliannya," lanjut Hanif.
Pekerja harus dibekali dengan kemampuan mempertahankan diri atas perubahan zaman yang sangat cepat. "Caranya ya dengan memberikan pelatihan kerja untuk mempelajari keterampilan baru," ucap Hanif.
Pemerintah terus membuka diri dan mengajak para pemangku kepentingan baik dunia industri, masyarakat sipil, dan pemerintah untuk saling membantu guna menciptakan pekerja yang berketerampilan tinggi dan sesuai dengan kebutuhan industri.
"Dengan demikian, berapapun usia pekerja, saat mereka mau belajar keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan zaman, maka peluang untuk terus bekerja akan terbuka lebar," tutup Hanif.(*)