Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
Desa Sumber Urip menjadi salah satu desa yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup warga desanya melalui peran Badan Usaha Milik Desa-nya (BUMDes).
Ya, desa yang terletak di Kecamatan Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, itu memang merasakan peran BUMDes.
Terutama usai Dana Desa dikucurkan langsung dari pemerintah pusat ke desa, warga desa bisa secara independen menentukan prioritas pembangunan desanya sendiri. Dana desa dimanfaatkan sepenuhnya untuk meningkatkan kesejahteraan warga desa, salah satunya melalui pembentukan BUMDes untuk mengelola beberapa unit usaha yang bisa menjadi sumber pemasukan bagi warga desa.
Sekedar informasi, Dana Desa sendiri telah diterima desa yang berada di kaki gunung Kaba itu sejak tahun 2015 silam.
Ketua BUMDes Urip Jaya, Sigit Widianto, mengatakan banyak manfaat positif yang diterima usai pembentukan BUMDes Urip Jaya.
Pemuda desa yang juga anggota BUMDes, kini tak lagi bekerja sebagai petani atau buruh tani saja. Mereka mendapatkan pendapatan tetap dan berkontribusi di sektor unit wisata Taman Wisata Alam Bukit Kaba.
Bahkan, pengunjung di sektor wisata terus meningkat dan semakin memperlihatkan potensi Desa Sumber Urip sebagai salah satu destinasi desa wisata di Indonesia.
Adapun di dalam struktur BUMDes Urip Jaya terdapat lima unit yang membantu potensi desa wisata serta kesejahteraan warganya terjamin.
Lima unit itu antara lain unit PPOB (Payment Point of Bank), unit bokasi, unit wisata, unit air bersih dan unit tenda.
Unit wisata, kata dia, sangat terbantu dengan peran Bumdes. Buktinya unit tersebut menjadi penyumbang pendapatan terbesar dari seluruh unit, yakni 70 persen.
"Range pendapatan BUMDes dari unit wisata bisa mencapai Rp 15 juta per bulan, sejak dikelola oleh BUMDes, pendapatan ini merupakan yang terbesar dibandingkan dari unit lainnya" ujar Sigit, di Kantor BUMDes Urip Jaya, Bengkulu, Kamis (11/10/2018).
Selain itu, dua unit terakhir sangat berkaitan erat dengan keunikan desa Sumber Urip yakni terkait dana sosial.
Dana sosial digunakan desa ini untuk membantu pada warganya yang membutuhkan pertolongan ataupun sedang tertimpa musibah. Sebuah 'kepedulian' yang disalurkan secara efektif melalui peran BUMDes.
Ya, sebesar 8 persen dana BUMDes Urip Jaya digunakan sebagai dana sosial. Hal itu disampaikan oleh Kepala Desa Sumber Urip, Yadi Sutanto (42).
Selama ini pun dana sosial juga telah berperan dalam pembangunan mushola di desa, seperti pemasangan lantai dengan keramik.
Namun, unit tenda dan unit air bersih sangat terasa manfaatnya ketika ada warga yang menggelar hajatan seperti sunatan atau tertimpa musibah, seperti meninggal.
Yadi menjelaskan BUMDes akan membantu lewat dana sosial demi meringankan beban warga Desa Sumber Urip.
"Selain itu (dana sosial digunakan untuk) bantu yang sakit. Contoh kemarin ada seorang dari warga yang sakit, kita anggarkan untuk meringankan warga," kata Yadi.
Sandang Predikat Desa Siaga Bencana
Dari unit wisatanya, Bukit Kaba menjadi potensi yang paling menonjol dari Desa Sumber Urip.
Wisata ini biasanya ramai pada malam Kamis dan malam Minggu, dengan rata-rata 3.000 ribu wisatawan per bulannya.
Malam Sabtu atau malam Minggu ramai oleh wisatawan yang ingin camping. Sementara Minggu pagi ramai orang ber-hiking ria.
Semenjak BUMDes mengelola wisata Bukit Kaba di tahun 2017, para pemuda yang berjumlah 30 orang diberdayakan untuk mengisi shift jaga secara bergantian di Pos masuk Bukit Kaba. Melalui penjagaan pos masuk dan jasa penitipan kendaraan bermotor, para pemuda desa ini mendapatkan pemasukan yang signifikan setiap bulannya, antara Rp. 1 juta hingga Rp. 1,5 juta di luar pemasukan sampingan mereka sebagai buruh tani.
Salah seorang pemuda Karangtaruna setempat, yakni Rizki Johan Arifin (26), menyebut pos Bukit Kaba tak pernah sepi, lantaran para pemuda selalu ada yang berjaga bagi para pendaki yang akan mendaki Gunung Kaba.
Para pemuda desa ditugaskan melakukan pelayanan, sekaligus membantu untuk memandu dan memberikan kenyamanan para pendaki.
Ini juga menegaskan kesiap siagaan para pemuda terkait predikat Desa Siaga Bencana yang disandang Desa Sumber Urip.
Pihaknya, kata Rizki, terus memantau aktifitas vulkanik termasuk persebaran gas belerang di puncak Bukit Kaba. Biasanya para pendaki diarahkan menggunakan masker bila aktifitas gas belerang meningkat.
"Ada pos pemantau juga bersama BMKG. Seandainya ada aktifitas meningkat di gunung, langsung dikabarkan ke para Karangtaruna kemudian kepada pendaki. Pemuda diajari untuk sikap tanggap bencana," kata Rizki.